Oleh : Agus triyana
Sabtu, 27 Maret 2021 berangkat menuju lapangan tennis indor senayan untuk di vaksin, dengan menggunakan roda dua saya tiba sekitar pukul 13.00, setelah sampai disana saya tidak langsung masuk ke dalam antrian karena, menunggu dua teman yang kebetulan jadwalnya bersamaan.Â
Saya menunggu dengan waktu yang cukup lama sekitar dua jam karena, teman yag tidak mengetahui lokasi dan tempat antrian masuknya, karena GBK yang begitu luas dan kurangnya penempatan panita atau petugas yang di tempatkan di setiap sudut pintu membuat bingung orang-orang yang akan datang.Â
Pada akhirnya  satu teman datang dengan wajah yang begitu pucat dan nafas yang tersedu-sedu karena mencari-cari tempat parkir dan antrian masuk vaksin, dia tiba sekitar 14:30 dimana waktu itu adalah waktu yang sangat krusial karena, waktu yang di tetapkan hanya sampai 15:00 sesuai dengan waktu yag tertera di formulir yaitu 14:00-15:00, kita berdua langsung masuk ke dalam antrian dan meninggalkan teman yang satunya lagi entah kemana dia karena susah di hubungi-nya.Â
Kita berajalan cukup jauh dari antrian sampai masuk ke dalam ruangan dimana ruangan itu untuk kita semua mengisi dan melengkapi data pribadi. Dalam regulasi yang begitu panjang karena dari setiap sudut pintu masuk kita harus di cek suhu tubuh, identitas, dan formulir yang sudah kita print.Â
Akhirnya kita berdua sampai di suatu ruangan yang begitu ramai dimana kita di kumpulkan dalam suatu tempat untuk melengkapi data diri yang ada dalam formulir dan di bantu oleh panitia yang mengarahkan untuk mengisi formulir tersebut.
Kita di tanya-tanya keluhan apa yang terjadi dalam diri kita seperti contoh "apakah pernah terpapar covid 19"? Apabila jawabanya pernah maka kita tidak bisa melakukan vaksin, karena harus menunggu selama tiga bulan terlebih  dahulu untuk kembali lagi di vaksin.
Hal yang tidak terduga terjadi , saya tidak sengaja bertemu dengan teman SMA, yang dimana dia merupakan petugas medis disana. Dia menegur saya terlebih dahulu dan membuat saya bingung dan bertanya-tanya karena, sudah hampir sepuluh tahun lamanya kita tidak bertemu dan di pertemukan kembali dalam waktu yang begitu sempit di tengah keramaian antrian orang dengan banyak keluhan dari setiap  masing-masingnya dan dengan wajah yang berbeda.
Alangkah terkejutnya diri ini ketika mengetahui dia adalah teman SMA saya dan sungguh kecil dunia ini, kita di pertemukan kembali setelah sekian lama berpisah.
Setelah kita mengenal satu sama lain kita berbincang-bincang dan sambil menanyakan keluhan yang terjadi selama ini, saya jujur kepada-nya, bahwa pernah terpapar covid 19 di bulan januari.Â