Mohon tunggu...
TRIYAKFI HS
TRIYAKFI HS Mohon Tunggu... Guru - Teacher

a long life learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Tea Patrol" Gerakan "Gadget" Sehat bagi Siswa

14 Oktober 2017   11:40 Diperbarui: 14 Oktober 2017   12:02 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet sebagai bagian tak terpisahkan dari gawai juga bisa sangat produktif untuk mendukung proses pembelajaran. Tak terhitung jumlah aplikasi pendidikan yang kita bisa unduh di internet. Mulai dari ruang kelas virtual ala Google Classroom sampai aplikasi untuk mengajarkan baca tulis bisa kita berdayakan sebagai pendukung pembelajaran.

 Dari paparan di atas kiranya jelas bahwa kita tidak perlu "alergi" dengan gawai dan internet. Selain kenyataan bahwa ternyata gawai juga memiliki banyak manfaat, kita juga tidak bisa menolak kehadiran teknologi di sekitar anak-anak kita. Mengenalkan gawai dan internet kepada anak sekaligus berusaha seminimal mungkin menghindarkan dampak negatifnya haruslah menjadi ihtiyar kita semua. Kata kuncinya terletak pada kontrol atau pengawasan orang dewasa di sekitar anak.

Menggagas Tea Patrol

Tea Patrol merupakan singkatan dari Teacher Partnership Controling. Jika diartikan secara harfiah kurang lebih berarti kerjasama oleh guru untuk melakukan pengawasan. Jika dimaknai secara lebih mendalam Tea Patrol dapat diartikan sebagai sebuah program pengawasan dan pendampingan yang dilakukan oleh guru dengan melakukan kemitraan bersama pihak lain. Pengawasan disini tentu saja dalam hal mengawasi penggunaan gawai oleh siswa.

Kenapa guru yang mengawasi? bukan orangtua?

Tugas melakukan pengawasan penggunaan gawai oleh anak memang idealnya dilakukan oleh orangtua. Karena disamping sebagian besar waktu anak dihabiskan di lingkungan keluarga, orangtua juga menjadi figur yang punya porsi interaksi yang paling lama dengan anak. Maka dari itulah program Tea Patrol ini menggunakan prinsip partnership. Artinya adanya kerjasama antara guru dan orangtua. Bahkan jika memungkinkan dengan pihak terkait lainnya. Guru bisa dikatakan berperan sebagai fasilitator dan supervisor.

Program Tea Patroldapat dilakukan dengan menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua. Pada tahap awal guru melakukan pendataan jumlah siswa di kelasnya yang aktif menggunakan gawai di rumah. Tahap ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pertemuan dengan orangtua/wali. Pertemuan ini juga dapat sekaligus digunakan sebagai sarana sosialisasi program. Juga untuk menanamkan kesadaran kepada orangtua akan pentingnya pengawasan penggunaan gawai.

 Tahap selanjutnya adalah dengan menyusun program bersama orangtua siswa yang putra-putrinya aktif menggunakan gawai di rumah. Bagaimana bentuk pengawasan, apa saja yang harus dilakukan, sampai pada hal-hal teknis pelaksanaan pengawasan. Setidaknya ada beberapa bentuk pengawasan yang dapat dilakukan.

Pertama, buat aturan penggunaan gawai. Aturan dapat berupa berapa lama durasi dan kapan waktu anak boleh mengakses gawai. Misalnya anak hanya boleh menggunakan gawai selama 2 jam perhari di sore hari. Saat hari libur bisa ditambah durasinya menjadi 3 jam atau sesuai kesepakatan dengan anak. Selain waktu-waktu yang telah ditentukan orangtua harus tegas melarang anak mengakses gawainya. Pembatasan waktu akses gawai oleh anak juga bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi Parental Control seperti Screen Timeyang bisa secara otomatis membatasi durasi pemakaian gawai.

 Aturan juga dapat berisi hal-hal lain untuk memperkuat pengawasan. Misalnya diterapkannya aturan "no gadget area". Buatlah kesepakatan dengan anak di tempat mana saja  anggota keluarga boleh menggunakan gawai. Tandai tempat-tempat tertentu yang menyulitkan orangtua untuk melakukan pengawasan sebagai area bebas gawai. Hal ini penting demi menghindari penggunaan gawai yang tidak baik oleh anak.

Kedua,jadikan gawai anak menjadi gawai sehat. Bentuk pengawasan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan mengaktifkan fitur parental controldengan menginstal aplikasi untuk memblokir konten dewasa. Banyak sekali aplikasi yang dapat digunakan seperti McAfee Parental Cotrol, Netspark, Kakatu,dan aplikasi sejenis lain yang dapat diunduh dengan mudah. Selain menggunakan aplikasi, bisa juga dengan merubah pengaturan mesin pencari di Google maupun Youtube. Mewujudkan gawai sehat juga bisa dilakukan dengan memasukkan aplikasi atau game pendidikan di gawai anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun