Mohon tunggu...
triya eka agustin
triya eka agustin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Saya ingin ber umur 17 pada bulan Agustus , saya sekarang kelas 10

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemarau

29 April 2024   11:05 Diperbarui: 29 April 2024   11:08 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit kering nan biru,
Kemarau menggenggam bumi dalam genggaman.
Tanah retak, pepohon layu,
Rindu hujan mengalir dalam kehausan.

Sinar mentari memancar, tiada ampun,
Menghangatkan bumi yang kering tandus.
Bunga layu, sungai berkurang,
Kemarau menguasai, tiada ampun.

Namun di balik cobaan panas yang menggigit,
Ada keindahan yang tersembunyi.
Pada kekeringan, kehidupan berjuang,
Menyelamatkan diri, dalam kehidupan yang terbentuk kembali.

Kemarau, bukanlah akhir segalanya,
Hanya awal dari perubahan yang terpendam.
Hujan akan turun, menyirami bumi kering,
Kemarau akan berlalu, meninggalkan pelajaran yang berharga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun