Mohon tunggu...
Triya Barokah
Triya Barokah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi yang butuh duit jajan

Yah oke

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sindrom Patah Hati, Dianggap Sepele tapi Bisa Menyebabkan Kematian

6 Juni 2022   16:33 Diperbarui: 13 Juni 2022   09:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. Dalam hubungan antar manusia tersebut terkadang ada yang hanya sekedar mengenal ada pula yang hingga terikat perasaan begitu kuat sehingga sulit dipisahkan.

Masalah muncul ketika dalam hubungan yang terikat secara emosional tersebut terjadi perpisahan atau perpecahan. Normalnya orang-orang akan merasakan yang namanya patah hati, lalu beberapa waktu kemudian mereka akan menemukan kebahagiaan baru dan melupakan insiden patah hati tersebut namun dalam beberapa kasus patah hati yang dirasakan oleh seseorang dapat menyebabkan dampak yang lebih buruk contohnya yaitu broken heart syndrome.

Broken heart syndrome atau sindrom patah hati adalah kondisi jantung sementara yang sering disebabkan oleh situasi stres dan emosi yang ekstrem. Broken heart syndrome pertama kali ditemukan pada awal tahun 1990-an oleh para peneliti asal Jepang. 

Sindrom ini dapat memicu produksi hormon stres, sehingga mampu melemahkan sebagian fungsi otot jantung untuk sementara. Bahkan parahnya lagi, jantung dapat mengalami kerusakan, yang berujung dengan serangan jantung.

Perbandingan bentuk jantung penderita broken heart syndrome dan Takotsubo. Cr. Twitter @afrkml
Perbandingan bentuk jantung penderita broken heart syndrome dan Takotsubo. Cr. Twitter @afrkml

Pada era ini khususnya kawula muda pada rentang usia 14 hingga 30-an tahun lebih terbuka terhadap pengetahuan psikologis dan mental. Dan juga pada rentang usia tersebut manusia tengah mengeksplor dirinya terutama terhadap hubungan sosial yang melibatkan perasaan emosional. Contohnya seperti hubungan pasangan kekasih, dan pernikahan. 

Tak dapat dipungkiri juga sindrom patah hati dapat terjadi pada orang-orang usia lansia titik contohnya saja ketika sepasang suami istri itu menyayangi satu sama lain di mana salah satunya meninggal pasangan yang masih hidup cenderung tidak bertahan hidup lama. Karena tekanan pada perasaan dan emosional yang terus terjadi dan terlalu berat untuk ditanggung energi pada organ tubuh pun akan menurun. 

Hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan, terlebih jika hal ini terjadi pada lansia di usia 50 tahun keatas kesedihan yang mendalam dapat menyebabkan kematian.

Sindrom patah hati akan berbahaya ketika hal ini menyerang orang-orang dengan ketahanan mental yang cukup lemah. Banyak dari mereka yang akhirnya tidak menyadari apa yang mereka lakukan ketika sindrom patah hati yang mereka alami menyerang. Contohnya seperti perubahan kepribadian yang semulanya ekstrovert namun kemudian mengalami sindrom patah hati mereka berubah menjadi introvert ataupun lebih suka menyendiri.

Orang dengan sindrom patah hati tidak hanya mengalami gangguan terhadap fisik mereka, namun juga terhadap psikologis dan mental. Banyak dari mereka yang kemudian tidak memperdulikan kebutuhan terhadap dirinya sendiri. Seperti tidak mau makan, dan bahkan tidak peduli terhadap kondisi tempat yang dia tinggali. 

Ada kasus di mana seorang pemuda yang putus cinta dengan kekasihnya kemudian mengurung diri dan tidak mau makan, minum, ataupun berinteraksi dengan orang sekitar kemudian sakit tanpa ada orang yang mengetahui akhirnya menyebabkan dia meninggal dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun