Mohon tunggu...
Widi Hastuti
Widi Hastuti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tidak Semua Seperti Kelihatannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makan Malam Pertamaku

29 Oktober 2011   14:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:19 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Istilah Kopi Darat atau ketemuan dengan orang yang dikenal lewat dunia maya sudah sangat lazim bagi para pengguna internet, bahkan saat aku nonton FTV eh  ada juga yang judulnya Kopi Darat, bikin aku jadi berkhayal gimana ya rasanya kalau aku mengalami kopi darat?

Saat gambar Borobudur di posting di Google+ oleh orang India, aku mengucapkan terima kasih di kolom komentar dan keesokan harinya ada traveller Swiss namanya Dennis  Stauffer yang membalas komentarku bahwa dia sedang ada di Borobudur, saat itu juga aku mengundang dia untuk datang ke Festival Wayang di Jakarta dan ternyata dia mengiyakan undanganku.

Hari ke dua Dennis Stauffer di Jakarta dia online dengan ku lewat Facebook, aku dan dia sama-sama mengundang  datang ke tempat masing-masing untuk bertemu namun akhirnya dia yang mau datang ke kantorku. Selama menunggu Dennis datang jantungku rasanya dag dig dug gimana nih nanti ngobrolnya oral english ku kan ga fasih banget.

Akhirnya Dennis datang juga dan ternyata orangnya ramah banget, lebih ramah dari pria Indonesia yang suka jaim saat pertama kenalan. Dennis ngajak makan malam ke Burger King padahal perasaan grogi ku ketemu dia bikin selera makan ku ilang dan jadi gagap ngomong Inggris nya.

Pelayanan ramah dan suasana Burger King yang nyaman bikin rasa grogi ku berkurang, pas coba makan kentang goreng yang aku suka rasanya jadi tawar semua gara-gara perasaan yang belum stabil, apalagi ini pertama kalinya aku makan malam bareng cowok,  karena dari kecil orang tua selalu melarang aku keluar malam apalagi sama cowok, betapa polosnya aku padahal aku sudah dewasa.

Kopi darat malam itu berlangsung selama 2 jam dengan perbincangan ringan seputar pengalaman travelling Dennis dan seputar pekerjaanku. Saat tiba waktunya untuk berjabat tangan dan mengatakan kata perpisahan, dia meminta aku mengundangnya jika aku menikah nanti dan dia akan berusaha untuk datang, karena dia memang ingin kembali ke Indonesia.

Seminggu kemudian saat dia akan terbang ke Paris dari Singapura dia menuliskan di Google+ ucapan terima kasih untuk semua orang yang terlibat dalam perjalanan dia di Asia Tenggara dan dia menuliskan untukku bahwa dia akan kehilangan orang baik, membaca tulisannya ini membuat aku jadi terkesan.

Setelah bertemu dengan Dennis,  sekarang aku jadi tahu gimana rasanya kopi darat dengan teman dari internet atau dunia maya yang selama ini jadi pertanyaanku, walau bikin grogi tapi banyak menambah wawasan karena Dennis bercerita tentang perjalanannya yang belum tentu bisa aku lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun