Mohon tunggu...
Tri Wibowo Cahyadien
Tri Wibowo Cahyadien Mohon Tunggu... Guru - Guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Minat dalam bidang sosial, sejarah, politik, psikologi, pendidikan, pemerintahan dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bulungan dalam Rekam Jejak Seorang Pelajar (2001)

10 Oktober 2022   23:39 Diperbarui: 10 Oktober 2022   23:44 2140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, saya memperoleh kesempatan untuk mendampingi salah satu peserta didik saya dalam mengikuti lomba renang di ajang Festival Olahraga Pendidikan 2022 di kolam renang Bulungan Jakarta Selatan.

Bulungan dan kolam renang, sejenak memanggil memori 21 tahun silam, tepatnya saat masih berada di bangku sekolah menengah pertama. Guru olahraga saya mengadakan kegiatan renang disini sebagai bagian dari proses pembelajarannya.

Sejenak terlarut dalam memori belajar saat sekolah menengah pertama, saya menjadi teringat cerita tentang petuah guru olahraga yang dituturkan dari abang saya. Saat itu, guru olahraganya berseloroh:  "saya bisa praktikkan semua cabang olahraga tapi saya tidak punya keahlian khusus di satu cabang olahraga tertentu."  Dan guru menegaskan kembali seraya berujar: "kamu klo bisa, kuasai satu cabang olahraga yang kamu sukai, biar ahli." Ujarnya.

Lambat laun, waktu terus berjalan, pernyataan guru tersebut terus terngiang dalam benak. Singkat cerita, saya pun tidak memiliki keahlian di bidang olahraga apapun. Saya merasa seperti pribadi yang gagal untuk menjadi ahli dalam satu cabang olahraga seperti pesan guru saya.

Saat ini, saya bekerja di lingkup dunia pendidikan, disini saya dapat menemui potensi -- potensi besar dalam peserta didik saya, baik dari sisi akademik maupun non akademik. Selalu ada cerita tentang capaian prestasi mereka. Sebagai guru, tentunya perasaan bangga sangat dirasa. Dan terkadang saya menjadi kembali berandai -- andai dalam hati : "andai saya menjadi mereka saat saya sekolah dulu, mungkin aktivitas sekolah saya jauh lebih berwarna." 

Yaa, perandaian yang membawa saya menjadi termenung, hanya menghasilkan penyesalan tentunya. Kini, yang dapat saya lakukan adalah mendorong, mendukung dan mengapresiasi apa yang peserta didik saya lakukan terutama di bidang -- bidang prestasi yang digeluti. Hal ini semata -- mata dilakukan bukan untuk "membayar" penyesalan saya tapi lebih kepada memberi apresiasi dan saya pun secara pribadi ikut menikmati atmosfer kompetisi, semangat muda, kreativitas, kekompakan yang selalu memberikan pesan positif dan energi bagi saya sebagai penonton semata.

Semoga peserta didik saya kelak dapat menemukan jalan aktivitas yang mereka sukai, mereka hidup dalam kesungguhan -- kesungguhan mereka, mereka berkarya, mereka saling mengapresiasi, mereka saling menguatkan dan mereka saling mengingatkan.

Yaa, gurumu ini hanya sebatas penonton setia tentang cerita prestasi -- prestasi kalian yang lalu lalang di depan mata, semoga kalian mengizinkan saya menjadi bagian dari cerita dan rasa bangga jika prestasi itu tercipta.

In Loving memory : Alm. Pak Yayat dan Alm. Om Cay (Guru Olahraga SMP N 15 Jakarta) Alfatihah.

Menteng Dalam

11.29 PM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun