"Mbak Tati... jadi aku harus bagaimana...?L" terdengar suara lirih disertai tangis dari arah ruang tamu... aku baru saja tiba dari sekolah... aku masuk rumah dari pintu samping, biasanya sehabis pulang sekolah aku seperti orang yang puasa satu hari satu malam... tidak sempat ganti baju, langsung menuju ruang makan..... kebetulan ruang makan dan ruang tamu hanya dipisah oleh skat pembatas yang terbuat dari rotan... jadi pembicaraan ibu sama tamunya samar terdengar ditelinga ku. Berhubung aku sedang khusyuk menikmati santap siang ku, dengan lauk tempe goreng, tumis kangkung saos tiram, dan sambal terasi khas buatan ibu ku..., pembicaraan mereka sedikit tak ku hiraukan...!
Setelah santap siang, aku bergegas ke keran di belakang rumah, dengan perut sedikit membusung, aku berwudu sembari menikmati tetes demi tetes air yang membasahi bagian kepala, dan anggota tubuh lain. Segar memang, seperti mendapat energi baru dari air yang bisa menghapus dosa itu. Sholat zuhur 4 rakaat selesai, aku sedikit berdo'a untuk kebaikan keluarga kami... so..kata pak Zainal Abidin guru Agama ku, Do'a setelah sholat itu sangat mustajab, terlebih Do'a anak yang soleh... walau aku sedikit bandel, tapi aku selalu berusaha untuk tidak meninggalkan salah satu rukun Islam tersebut... ya... Sholat. Sehabis sholat, aku langsung istirahat siang... maklum perut sudah kenyang, badan sudah segar pula, tak heran kalau ngantuk adalah agenda yang menyertainya heheh J...!
Pulas sampai pukul 15:15...! Aku terbangun oleh suara dan vibrator alarm handphone yang sengaja ku atur sesuai waktu tersebut. Maklum setiap sore teman-teman ku sering sekali berteriak di depan rumah... teriakan itu memanggil nama ku... mereka selalu mengajak ku bermain bola di lapangan sekolah di depan Gang tepi jalan raya. Sering kali Mama ku memarahi ku karena teriakan mereka...! Maklum teriakan mereka sedikit melengking, padahal mereka semua memiliki badan yang ceking... heheh J. Sebelum kelapangan aku Sholat Asar terlebih dahulu, lalu aku melesat cepat keluar rumah, sedikit mendelik ke arah ruang tamu, ternyata Mama dan tamu laki-laki yang sedikit berewok itu masih berbincang-bincang di ruang tamu... langkah ku sejenak terhenti, aku takut Papa tiba dari kantor dan melihat Mama sedang asik berduaan dengan tamunya, maklum papa ku orangnya cemburauan... tapi, Ah... biarlah, aku harus cepat ke lapangan sebelum si ceking yang bersuara melengking itu menjemput ku kerumah...
Asyik bermain bola, aku pulang dengan langkah sedikit gontai dan tubuh berguyur peluh, maklum main bola tadi membuat ku serasa menjadi Leonel Messi saja... posisi ku menjadi striker, dan banyak gol yang ku cetak... Ibarat membantai Real Madrid difinal liga Spanyol dengan setengah lusin gol...Jsesampai di depan pagar rumah, aku lihat Papa, Mama, dan pria brewok itu di teras rumah, pria itu seperti hendak pulang, namun wajah Papa sangat bersahaja... tidak ada raut muka marah, emosi, atau cemburu, padahal Papa ku terkenal sebagai suami yang sangat protektif dengan keluarga, terlebih dengan Mama ku. Malahan mereka cipika-cipiki (Cium pipi kanan, cium pipi kiri) sebelum pria brewok itu bergegsas pergi.
"Halo Imam... Om Pulang dulu ya....!" Sapa singkat pria itu...
"Ia Om... Hati-hati ya..." sahut ku dengan lagak sok kenal...
Senja hari itu memang sudah mau meninggalkan cahaya kemerahan nan indah, mungkin ia tau magrib tiba, saatnya malam menghiasi bumi... Pria itu menyalakan motor astrea tahun 1996 dan tinggalkan kediaman kami. Aku sedikit penasaran siapa pria itu, sepertinya ia sudah sangat akrab dengan keluarga ku.
Selepas Sholat magrib kami sekeluarga berkumpul di ruang makan tuk santap malam. Aku berusaha membuka percakapan tuk sedikit investigasi kejadian siang hingga sore tadi.
" Ma,,, lelaki tadi siang siapa sih?" Tanya ku...
"Ow... itu Om mu... adik bungsu Mama..." jawab Mama ku..
Keluarga besar kami memang jarang sekali bersua, terlebih ayah ku yang bekerja sebagai Dosen di Luar pulau, memaksa kami sekeluarga turut pergi meninggalkan batavia, kampung Betawi tempat ku dibesarkan. Saudara dari Mama ku juga berada jauh dari kami, ada yang di Medan, Palembang dan di Malaysia sebagai TKI. Om Ridwan adalah adik bungsu Mama ku yang tinggal di Palembang.