Mohon tunggu...
Tri Untoro
Tri Untoro Mohon Tunggu... -

Hanya blogger biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Tak Pernah Padam…

25 Januari 2016   14:26 Diperbarui: 25 Januari 2016   14:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir 2012 lalu saya mengenal seorang yang sangat inspiratif secara tak sengaja, pada saat-saat itu dia sedang membidani berdirinya Rumah Hebat Indonesia (RHI), sebuah rumah tempat adik-adik warga Rejosari menumbuhkan segala potensinya, sebuah rumah yang selalu membuat teman saya ini bersemangat ketika membahasnya, saya pernah terlibat aktivitas di rumah ini, meski saya tak pernah bisa selalu ada, selain karena pekerjaan, waktu malam saya juga saya habiskan untuk merintis usaha saya sendiri.

Teman saya ini namanya Anis, dia adalah pekerja keras, bervisi besar, namun demikian dia sosok yang sederhana, RHI adalah prioritas 1 buat dia, jelas berbeda prinsip dengan saya yang lebih mengutamakan bermain-main dengan keluarga saya dan usaha rintisan saya IDpasar Network, jikapun ada yang sama adalah kami sama-sama keras kepala.

Akhir 2014 saya mundur dari RHI, selain karena waktu itu saya lebih sering di luar kota, sebenernya masih ada beberapa alasan lain. saya mundur dan hanya mengikuti perkembangannya lewat sosial media dan group whatsapp, meski demikian saya selalu mengikuti kabar terhangat tentang RHI, kemunduran saya ini sepertinya menjadi penyesalan saya yang membuat saya merasa perlu untuk menulis semua ini, kemunduran saya ini mematikan inisiatif-inisiatif saya, saya menjadi orang eksternal yang sulit ikut campur pada urusan internal, dinamika RHI banyak yang berubah, banyak dinamika yang diluar ekpektasi saya terjadi di RHI, namun yang saya catat adalah Anis benar-benar nyawa yang membuat RHI ini bertahan, mengapa demikian? karena banyak kakak-kakak pengurus dan volunteer RHI yang mulai fokus dengan karirnya setelah lulus kuliah, sebagian diantaranya hijrah di luar kota, RHI adalah lilin yang sudah dinyalakan, dia nggak boleh padam.

Kembali kuceritakan tentang RHI ya, biar kalian bisa lebih mengenalnya, RHI adalah rumah tempat kakak dan adik-adik berinteraksi dan menajamkan ilmu serta bakat minatnya, mereka belajar, latihan perkusi, futsal, menari, mengambar, dll, bagi saya pribadi saya bisa saja mendukung anak-anak yang berbakat agar dia tumbuh dan terfasilitasi, misal saya memulainya dari keponakan-keponakan saya sendiri tanpa harus melalui RHI. Bagi Anis, RHI adalah workshop, ia adalah tempat belajar hidup, RHI adalah semangatnya, dan Anis adalah semangat RHI, mereka tak bisa dipisahkan, dan memang tak boleh dipisahkan, Jika Kamu melihatnya Kamu akan salut dan angkat topi melihat perjuangannya mempertahankan RHI, menyelesaikan semua kewajiban untuk mempertahankan RHI.

Hingga suatu hari, saya mendapat kabar salah satu adik RHI sakit kanker, stadium 4, dan Anis seperti yang kita duga, dia akan mati-matian memperjuangkannya, dia bisa sampai malam menunggui sang adik di RS, bisa pagi-pagi sudah sampai di RS. bahkan dari obrolan kami, dia bela-belain merintis bisnis sayuran, waktu larut malamnya dia pakai untuk ke pasar Cepogo, Boyolali (naik gunung) untuk membawa sayuran itu ke Solo dengan mobil mungilnya. Perlu Kamu catat bahwa dia nggak nampak sedih apalagi mengeluh ketika menceritakannya, dia bercerita dengan semangat dan mengaku tak pernah terbebani oleh semua ini, dengan senyum dan seolah tidak ada masalah, saya sampai malu dengan diri saya sendiri dibuatnya. Terlebih dia bercerita kisah-kisah ngeri yang dia kemas dengan asik, misalnya : suatu malam dia pulang dari Cepogo, eh dia nggak sengaja baru sadar kalo dia berjalan di sebelah kanan (saya langsung melotot mendengarnya), lalu dia memilih beristirahat, dia pinggirkan mobilnya, dia kunci, lalu pejamkan mata, dia istirahat disana, di pinggir jalan antah berantah malam-malam sendirian.

Saya tahu niat dia baik, tapi saya cemas pada keselamatan dan kesehatannya, lantas saya komit untuk sedikit meringankan bebannya, misal donasi untuk bayar sewa kontakan rumah RHI, tapi dia tidak lantas menerimanya, dia menanyakan pertumbuhan startup yang sedang saya rintis, dia menanyakan traksi customernya ada berapa, kujawab 1000an, lantas dia mensyaratkan sebelum Mei 2016 saya harus sudah punya 4000 member, kujawab itu sulit, lalu dia turunkan menjadi 3000 member, lalu saya menyetujuinya. Startup saya IDpasar Network mengelola jaringan toko seperti IDhijab.com dan IDbuku.com, Kamu bisa bantu saya merealisasikan 3000 member dengan registrasi di salah satu website tersebut, Saya juga akan sangat berterimakasih jika Kamu sudi menshare tulisan ini agar semakin banyak yang register di website startup yang sedang saya rintis, dan IDpasar bisa berdonasi untuk RHI, meski jikapun nggak sampai kami tetap akan maksa berdonasi, sengaja saya menulisnya di kompasiana agar Anis tidak baca.

Saat saya menulis ini, Anis sedang di rumah beristirahat, sepekan yang lalu dia kecelakaan, mungkin karena memang fisik dia lelah dan mengantuk, jujur saya pernah secara personal mengejarnya sejak saya pertama mengenalnya hampir 4 tahun lalu, lalu saya memilih untuk berhenti sejak satu setengah tahun lalu, namun sekarang saya hanya ingin menjaganya ketika tidak ada yang menjaganya, namun jika ada yang menjaganya saya pasti mendukungnya.

Suatu hari nanti saya akan menceritakan sosok Anis ini kepada murid-murid kehidupan saya kelak, tentang orang yang tak kenal lelah, tentang orang yang berkacamata bukan karena minus tapi untuk menyamarkan mata merahnya karena kantuk hasil dari semalaman tidak tidur, namun kepada siapapun yang mengenal Anis, percayalah dia orang yang luar biasa, namun kini saya menggembosinya agar tidak ngoyo, agar dia memperhatikan kesehatan fisiknya, saya tahu dia senang dan bersemangat tapi jika fisik tak pernah istirahat jelas ini tak bisa dibiarkan, saya hanya ingin dia cukup istirahat, dia manusia bukan robot. Saya tidak rela dia sakit lagi.

Anis itu manusia biasa, dia adalah guru hidup saya yang mengajarkan banyak hal yang membuat orang tua saya bersyukur tentang perubahan yang terjadi pada saya, saya ingin membalas semua kebaikan Anis ini, dia harus sehat dan seneng, itu saja.

Yuk dukung kurangi beban Anis dengan register sebagai member di IDhijab.com atau IDbuku.com, ketika jumlah member mencapai 3000 maka IDpasar network telah membudgetkan untuk menyumbang 3 juta rupiah untuk RHI, tapi btw Anis tak pernah merasa terbebani oleh RHI, dia memang seperti itu, saya pribadi menyebutnya keras kepala.

info : Adik yang sakit kanker telah meninggal dunia sepekan lalu, Alm Adik Chandra, mohon doanya agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt, Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun