Hai sahabat,pasti kalian semua sudah punya yang namanya twitter, facebook, ataupun jejaring sosial lainnya. Gimana, asyik kan berseluncur di dalamnya? Hehehe. Yang namanya jejaring sosial itu esensinya digunakan untuk hal positif seperti, cari teman baru, memepererat pertemanan yang terpisah jarak, berguna bagi yang lagi LDR (Pacaran Jarak Jauh), dan hal positif lainnya. Teteapi sobat, banyak diantara kita yang keluar dari esensi tersebut. Mereka menggunakan jejasos (jejaring sosial) untuk hal-hal yang bersifat negatif dan dapat merusak hubungan pertemanan ataupun tidak disukai teman, follower ataupun yang lainya di jejaring sosial tersebut. Salah satu perbuatan tersebut adalah mengumpat seseorang. Yups... sering sekali kita menjumpainya. Halooooo....? emang ada untungnya gak sih berbuat begituan? Saya kira enggak ya sob. Tentu hal tersebut akan merugikan orang lain dan diri sendiri. Bagi orang lain dirugikan karena imagenya menjadi tercemar dan kurang baik. Bagi diri sendiri? Tentu saja banyak, selain mendapatkan dosa kita juga akan dibenci oleh orang lain. Riset membuktikan bahwa seseorang yang sering memasang status yang berhubungan dengan pengumpatan di FB tidak disukai teman-temannya, meskipun banyak jempol yang “nemplok” di status tersebut. Banyak orang yang menyebut tipe tersebut adalah tipe pemuda labil, ababil, alay,pokoknya namanya gak unyu dan imut deh. Lo semua mau dibilangin begituan? Kalau gua kagak ya... hehehe
Lalu apa yang harus kita lakukan nih? Kita harus tahu bahwa sebenarnya jejasos itu dibuat untuk membentuk pertemanan, persahabatan,dan persaudaraan. Dan bukan untuk ajang pengumpatan publik. Untuk hal-hal pribadi seperti kita jengkel kepada seseorang cukup kalian simpan, atau jika kalian merasa tidak kuasa menyimpannya, kalian tulisa saja dalam sebuah binder. Juga bisa ditulis dalam suatu kertas, lalu kalian bakar deh kertas itu. Insya Allah plong deh. Daripada kalian bertindak tidak etis dan tidak mencerminkan sikap kita sebagai pemuda yang menyandang predikat agent of better and agent of change (Keluar deh bahasa langit gua), gak imut dan unyu banget kan tingkah seperti itu? Apa susahnya sih untuk tidak pamer umpatan? Gua rasa gak susah selama kalian semua takut dosa dan bukan tipe orang yang ansos (anti sosial). Tentu kalian yang memiliki jiwa intelektual (no labil, no ababil, dan tidak alay) akan merasa jengkel jika melihat status yang isinya menyindir dan mengumpat orang. Dan kalian pun tidak akan melakukan hal seperti itu, itupun jika kalian mau dibilang jiwa intelektual hehehe. Karena kita tahu, benci itu boleh dan ada tempatnya sendiri (tapi jangan kebanyakan dan keseringan ya). Emang sih, gak enak banget nyimpen perasaan benci itu sendiri. Tapi akan lebih buruk kalau di publikasi dan diketahui orang banyak. So, masihkah diantara kalian yang mau mengumpat di jejasos lagi? Gue harap kagak... kita kan unyu dan imut.. hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H