Mohon tunggu...
Tri Sukmono Joko PBS
Tri Sukmono Joko PBS Mohon Tunggu... Dosen - Tenaga Pengajar

Hobi membaca, senang menjadi narasumber di Bidang Manajemen Risiko

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisruh Ribut Urusan Gelar

15 Juli 2024   10:37 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada yang menggelitik hati saya akhir-akhir ini, selama 26 tahun saya berkarir di bidang pendidikan baru kali ini ada perlombaan di antara para pejabat pengurus negara, yakni selain mereka berburu kekuasaan ternyata mereka juga senang berburu gelar akademik. Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan banyak berita tentang kasus-kasus gelar kehormatan di bidang pendidikan yakni Profesor atau guru besar. 

Akhir-akhir ini gelar Profesor seperti menjadi magnet kuat, banyak orang yang mengejarnya tidak tua maupun muda semua bergerak dengan berbagai upaya untuk meraih gelar profesor, syukur alhamdulillah bila gelar itu diperoleh dengan jalan yang jujur dan benar, yang menjadi berita besar di berbagai media adalah gelar-gelar guru besar atau profesor dengan cara yang tidak terhormat seperti menulis artikel yang bukan tulisannya sendiri melainkan menggunakan penulis joki yaitu penulis yang dibayar untuk membuat karya ilmiah dan karya itu diatasnamakan kepada pihak yang membayar. 

Tidak heran bila ada orang yang bernafsu memperoleh gelar profesor dan memiliki banyak uang bisa membayar banyak tenaga penulis joki, sehingga dalam waktu yang singkat seseorang bisa menghasilkan tulisan di jurnal ilmiah lebih dari sepuluh judul, padahal untuk membuat artikel di jurnal ilmiah bukanlah hal yang mudah, karena apa yang ditulis harus merupakan gambaran dari sebuah penelitian yang sedang atau sudah dilakukan. Bila sudah memiliki gelar profesor lalu kenikmatan apa yang diperoleh?

Dulu yang memperoleh gelar profesor itu tidak banyak dan mayoritas orang memperoleh gelar profesor itu pada usia yang sudah lanjut, belakang peraturan terkait perolehan gelar guru besar sepertinya dilonggarkan sehingga membuka kesempatan bahwa yang memperoleh gelar profesor tidak harus lanjut usia yang memiliki kompetensi tetapi juga orang muda yang memiliki kompetensi. Apa bedanya Profesor dan bukan profesor dalam hal kegiatan akademik? 

Saya kira secara umum kewajibannya tidak jauh berbeda dengan mereka-mereka yang belum mendapat gelar profesor, mungkin perbedaan yang paling mencolok pada tunjangan yang diberikan. Namun sebenarnya tunjangan yang diberikan pun merupakan bentuk penghargaan dari negara, dan yang unik gelar profesor ini terkadang dibawa sampai ke batu nisan tidak seperti gelar profesi lainnya misalnya jenjang Auditor Utama yang selevel dengan profesor ketika pensiun auditor utama tidak bisa mencantumkan auditor utamanya pada papan namanya apalagi sampai ditulis di batu nisan. Tetapi gelar profesor walau sudah pensiun pada Perguruan tinggi negeri gelar profesornya tetap dianggap berlaku ketika yang bersangkutan beralih mengajar di perguruan tinggi swasta, misalnya dan tetap memperoleh imbalan yang lebih besar dibanding dosen lainnya.

Yang menjadi keprihatinan sebenarnya adalah kenapa bangsa ini tergila-gila dengan gelar tergila-gila dengan penghormatan hingga setelah pergi ibadah pun ada gelar menempel pada namanya padahal agamanya tidak mengajarkan hal itu. Inilah kesesatan yang sudah akut di bangsa ini karena kompetensi orang hanya dibuktikan dengan selembar ijazah atau sederet gelar padahal berderetnya gelar tidak memberikan jaminan seseorang memiliki kinerja yang baik. 

Budaya gila akan gelar ini adalah budaya feodal warisan masa penjajahan, yang mana orang dihargai karena gelar dan pangkat, sehingga orang berupaya memperoleh pengakuan di segala kesempatan dalam kartu undangan pernikahan hingga pencantuman nama di kepengurusan organisasi terendah misalnya RW dan RT. Dan sampai saat ini belum ada cara yang ampuh untuk mengubah mindset bangsa ini untuk tidak tergila-gila pada gelar.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun