Mohon tunggu...
Tri Sukmono Joko PBS
Tri Sukmono Joko PBS Mohon Tunggu... Dosen - Tenaga Pengajar

Hobi membaca, senang menjadi narasumber di Bidang Manajemen Risiko

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meningkatnya Rasa Ketidakpercayaan dan Curiga

29 Juni 2024   10:21 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu pada masa pertama ada sarana komunikasi telepon kita menyambut gembira dan merasa komunikasi dengan keluarga atau kenalan yang jaraknya jauh menjadi semakin mudah. Kemudian kemajuan teknologi terus berkembang dari telepon kabel yang ada di rumah, muncul telepon genggam yang tanpa kabel, waktu pertama muncul bentuknya masih besar dan berat, tetapi itu sudah dirasa mempermudah, jadi bisa dibawa di dalam kendaraan atau di dalam tas. Kemudian teknologi berkembang kembali bentuk telepon genggam bisa lebih kecil dan lebih ringan dengan ditambah fasilitas pengiriman pesan SMS, kemudian gambar, kemudian muncul blackbery dan akhirnya ada Wathsap seperti sekarang yang bisa kirim pesan, photo dan video. Selain itu Telepon genggam sekarang tidak hanya untuk menelepon tetapi juga didalamnya bisa digunakan untuk aplikasi lain seperti facebook, Instagram, twiter dan lain-lain.

Kemajuan teknologi itu semakin mengagumkan dan membuat orang bisa lebih cepat dalam berkomunikasi dan berbisnis. Tetapi seiring kemajuan teknologi kejahatan yang menggunakan teknologi pun berkembang pesat, pencurian uang direkening bank bisa dibobol dengan meretas handphone seseorang, penipuan dan pemerasan bisa dilakukan melalui alat komunikasi canggih ini. Sehingga yang tadinya orang merasa nyaman menggunakan teknologi menjadi khawatir, dan bagi yang pernah menjadi korban menimbulkan pobia atau ketakutan. Pobia itu membentuk rasa curiga dan tidak mudah percaya kepada siapa pun yang belum dikenal, karena jangankan yang belum dikenal yang sudah dikenalpun melalui media komunikasi sekarang bisa melakukan penipuan dan pemerasan.

Orang menjadi serba takut dan tidak akan menerima pesan atau pun panggilan dari nomor telepon yang tidak dikenal. Hal ini tentu saja berdampak kurang baik dalam bisnis, terutama para marketing yang mengandalkan usahanya melalui panggilan telepon dan Watshap. Orang tidak mudah percaya dengan apa yang ditawarkan. Bahkan beberapa orang lebih percaya pada teknologi yang sederhana, yakni melalui temu muka. Temu muka ini merupakan sarana berkomunikasi yang relatif lebih aman, meskipun tidak menjamin dengan cara temu muka bisa terhindar dari penipuan atau pemerasan. Namun setidaknya bisa meminimalkan risiko dan dampak, karena dengan temu muka secara langsung orang bisa membaca bahasa tubuh dan mengenali wajah.

Kejahatan melalui media teknologi yang canggih pada saat ini memang sulit dicegah dan diberantas, pihak penegak hukum pun telah berupaya untuk menanggulangi hal ini, namun sepertinya para penjahat itu lebih maju selangkah di depan dibandingkan upaya para penegak hukum. Oleh karena itu hanya diri sendirilah yang harus mampu melindungi diri dari upaya-upaya kejahatan yang para pelakunya tidak memiliki belas kasihan dan tidak pilih-pilih korbannya mulai dari rakyat miskin sampai orang kaya, mulai dari yang tidak berpendidikan sampai orang intelek, dari orang awam biasa sampai aparat keamanan pun bisa kena tipu dan pemerasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun