Pasuruan, 5 Agustus 2023 – Sebuah terobosan besar telah terjadi dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas PGRI Wiranegara (Uniwara) telah menjalin sebuah kesepakatan monumental yang akan merevolusi cara pendidikan diterapkan di perguruan tinggi. Dalam langkah berani ini, kedua perguruan tinggi bersama-sama sepakat untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap aspek tridharma : kebijakan, kurikulum pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pada tanggal 5 Agustus 2023, atmosfer di Ruang Pasca Sarjana Uniwara penuh semangat dan antusiasme. Acara pembukaan "Pelatihan Pengembangan Ilmu Kepancasilaan di Perguruan Tinggi" yang sedianya akan berlangsung setara 36 jam pelatihan dihadiri oleh para pejabat, dosen, dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dr. Daryono, M.Pd., Rektor Uniwara, dan Dr. Heri Santoso, Ketua Tim Pengabdian Fakultas Filsafat UGM, menjadi ujung tombak perubahan ini.
Pelatihan ini bukan hanya sekedar acara, melainkan langkah awal dalam merevolusi pendidikan di perguruan tinggi. Dalam suasana yang penuh semangat, Dr. Daryono memaparkan, "Kita beruntung dan patut bersyukur karena Uniwara dan UGM bersatu untuk mewujudkan pengembangan ilmu Kepancasilaan dalam pendidikan tinggi." Ia melanjutkan dengan berbagi visi bahwa tahun depan, Uniwara akan menjadi tuan rumah "Pelatihan Pengembangan Ilmu Kepancasilaan di Perguruan Tinggi" se-Jawa Timur, dengan dukungan penuh dari UGM.
Pelatihan ini bukan hanya melibatkan dosen dan mahasiswa, tetapi juga narasumber berkompeten dari kedua universitas. Dr. Heri Santoso, Imam Wahyudi, M.Hum, Surono, MA dari UGM, serta Dr. Daryono, M.Pd dari Uniwara, turut serta dalam menghidupkan semangat perubahan ini. Para peserta, dari berbagai latar keilmuan, sangat antusias menyimak tiga sesi utama dalam pelatihan ini.
Dalam sesi pertama, Dr. Heri Santoso memberikan pencerahan tentang pentingnya internalisasi konseptual nilai-nilai Pancasila di lingkungan perguruan tinggi. Ia menggambarkan urgensi dari integrasi ini dalam pendidikan, riset, publikasi, dan pengabdian masyarakat. "Ini adalah langkah nyata menuju penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata," ungkapnya dengan penuh semangat.
Momentum sesi eksternalisasi gagasan dan rencana aksi menjadi momen yang menginspirasi. Berbagai gagasan brilian muncul dari para peserta. Di antaranya, rencana mendirikan lembaga yang akan menjadi motor penggerak nilai-nilai Pancasila di internal dan eksternal kampus. Ada juga komitmen untuk memperbarui rencana pembelajaran, menyusun proposal penelitian, serta melahirkan publikasi ilmiah yang bermanfaat.
Dalam penutupnya, Dr. Heri Santoso menyampaikan semangat kepada para peserta untuk terus berinovasi dan berkarya. “Sertifikat Paket Pelatihan 36 Jam akan diberikan hanya kepada mereka yang benar-benar telah menunjukkan hasil kerja nyata dan berpartisipasi aktif dari awal hingga akhir pelatihan,” tegasnya.
Dengan semangat revolusi pendidikan yang kian terasa, kerjasama antara UGM dan Uniwara ini berpotensi mengubah paradigma pendidikan tinggi di Indonesia. Integrasi nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap mata kuliah bukan hanya sekedar perubahan struktural, melainkan langkah penting dalam membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam dan keterampilan nyata dalam menerapkan nilai-nilai luhur bangsa.