Mohon tunggu...
ARKADEUS TRISNO ANGGUR
ARKADEUS TRISNO ANGGUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teologi, Universitas Katolik St. Paulus Ruteng

menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi adalah suatu manifestasi yang urgent dalam menghadapi pelbagai persoalan sosial kemasyarkatan. menulis dan meneliti adalah kontribusi yang signifikan ketika hendak menempatkan diri sebagai problem solving di tengah masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Stoikisme Dalam Kehidupan Sehari-Hari; Refleksi Dari Diskusi Buku Filosofi Teras.

8 Januari 2025   17:39 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flayer diskusi. sumber; The Naked Readers.

Dalam diskusi kali ini, para peserta dari The Naked Reader Of Unika St. Pulus Ruteng, berkesempatan untuk menggali lebih dalam tentang inti dari buku Filosofi Teras, dan bagaimana penerapannya dapat mengubah cara kita berpikir. Filosofi Teras, sebuah karya dari Ahli Filsafat Zeno, telah menjadi fenomena dalam dunia literasi dengan pendekatannya yang mendalam terhadap pemikiran Stoikisme. Buku ini tidak hanya menawarkan wawasan filosofis, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Dengan banyaknya tekanan dan ekspektasi yang kita hadapi, penting bagi kita untuk merenungkan bagaimana ajaran Stoikisme dapat membantu kita menemukan ketenangan batin dan makna dalam hidup.

Diskusi yang berlangsung pada tanggal 8 Januarai 2025 itu, dihadiri oleh 7 peserta dan 2 dosen Pembimbing. Diskusi dimulai dengan pemaparan dari Ayu Langung sebagai narasumber. Ia menjelaskan substansi dari buku "Filosofi Teras," yang mengangkat cara berpikir Stoikisme. Ayu menjelaskan, Stoikisme adalah aliran filsafat yang menekankan pentingnya mengendalikan pikiran dan reaksi kita terhadap situasi, serta menerima hal-hal yang berada di luar kendali kita. Dalam konteks buku ini, Ayu menekankan kutipan penting: "Ada hal yang bisa kita kendalikan dan ada pula yang tidak bisa kita kendalikan." Hal ini mengajak kita untuk fokus pada apa yang dapat kita kendalikan, seperti sikap dan reaksi kita terhadap penilaian orang lain. Ayu memberikan contoh konkret tentang seorang laki-laki yang ingin mengungkapkan perasaannya kepada seorang perempuan. Dengan menerapkan prinsip Stoikisme, ia mempersiapkan diri untuk kemungkinan ditolak, yang menunjukkan penerimaan terhadap hasil yang tidak dapat ia kendalikan. Mengenai judul "Filosofi Teras," Ayu menjelaskan bahwa istilah "teras" berasal dari kata "stoa" dalam bahasa Yunani, yang berarti teras berpilar. Ini merujuk pada tempat di mana filsuf Zeno, pendiri Stoikisme, mengajarkan ajarannya.

Moderator, Betran Angkat, kemudian menanyakan alasan pemilihan judul tersebut. Wihelmina Tantri juga menanyakan apakah Ayu memiliki pengalaman hidup yang relevan dengan ajaran dalam buku ini. Ayu menjawab bahwa ia pernah mengalami situasi di mana ia merasa tertekan oleh ekspektasi orang lain, tetapi dengan menerapkan prinsip Stoikisme, ia belajar untuk lebih fokus pada diri sendiri dan apa yang bisa ia kendalikan. Dr. Leonardus Par. memberikan gambaran mendalam tentang substansi buku tersebut, menjelaskan konsep dikotomi kendali. Ia menekankan bahwa dalam hidup, kita harus memahami perbedaan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak. Ia berbagi pengalaman pribadi, di mana ia merasa terbebani oleh masalah orang lain, hingga akhirnya menyadari bahwa tidak semua hal harus kita selesaikan. Buku lain yang membantunya dalam pemahaman ini adalah "Seni Bersikap Bodoh Amat," yang mengajarkan pentingnya melepaskan beban yang tidak perlu. Sementara itu, Trisno Arkadeus menyampaikan lima poin penting yang harus dimiliki setiap individu dalam memaknai kehidupan, yaitu: Kendali Diri: Kemampuan untuk mengatur emosi dan reaksi kita. Penerimaan: Menerima kenyataan dan situasi yang tidak dapat kita ubah. Kebijaksanaan: Mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemahaman yang mendalam. Keseimbangan: Menjaga keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan. Kehidupan Berdasarkan Nilai: Menjalani hidup sesuai dengan prinsip dan nilai yang diyakini.

Sebagai penutup, Ikin Jemadi, M.Pd, menyampaikan pandangannya tentang pemaknaan kehidupan berdasarkan buku "Filosofi Teras." Ia menekankan pentingnya menerapkan ajaran Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup. Diskusi ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana filosofi Stoikisme dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta pentingnya fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun