Mohon tunggu...
ARKADEUS TRISNO ANGGUR
ARKADEUS TRISNO ANGGUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teologi, Universitas Katolik St. Paulus Ruteng

menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi adalah suatu manifestasi yang urgent dalam menghadapi pelbagai persoalan sosial kemasyarkatan. menulis dan meneliti adalah kontribusi yang signifikan ketika hendak menempatkan diri sebagai problem solving di tengah masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

COP29 Baku: Tantangan dan Peluang Indonesia di Era Carbon Trading

13 November 2024   23:10 Diperbarui: 13 November 2024   23:32 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar; BING AI

      Konferensi perubahan iklim perserikatan bangsa-bangsa atau Conference Of The Parties (COP) ke-29, akan berlangsung pada 11-21 November 2024 di Baku, Azerbaijan. Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi negara-negara anggota untuk memperkuat komitmen dalam upaya penurunan emisi rumah kaca. Dalam konferensi ini, negara anggota dari COP fokus pada penurunan emisi rumah kaca dan juga melakukan pertemuan bilateral dengan negara potensial untuk membahas mengenai carbon trading. Menteri lingkungan hidup, Dr. Hainif Faisol Nurofiq menyampaikan pesan dari presiden bahwa keterlibatan delegasi Indonesia pada forum tingkat global dan regional harus konkret untuk rakyat. Hal ini berarti bahwa upaya untuk penurunan emisi dan carbon trading harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, akses terhadap energi bersih, maupun perlindungan lingkungan. Selain itu, hal ini juga penting mengingat daya defortasi lingkungan yang signifikan terus terjadi di Indonesia dan sangat rentan terhadap efek rumah kaca.

     Indonesia sendiri telah menetapkan target penurunan emisi yang cukup ambisius.  Indonesia yang memiliki target penurunan emisi sebesar 29% tanpa syarat dan 41% bersyarat pada tahun 2030, akan memainkan peran penting dalam COP29. Delegasi Indonesia akan fokus pada pembahasan mekanisme carbon trading, yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk mendorong investasi hijau dan mempercepat transisi energi.  Namun Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya penurunan dan emisi carbon trading. Masalah yang dimaksud adalah masalah fenomenal dan lazim di Indonesia seperti; keterbatasan teknologi, sumber daya, dan kapasitas menjadi kendala utama. Selain itu, Indonesia juga perlu memastikan bahwa mekanisme carbon trading dapat diterapkan secara adil dan transparan, serta tidak merugikan masyarakat miskin dan rentan. Para pakar perubahan iklim dan lingkungan hidup menilai bahwa COP29 merupakan kesempatan penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan global dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Mereka berharap bahwa Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat komitmen dan meningkatkan ambisi dalam upaya penurunan emisi, serta mendorong adopsi carbon trading yang adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun