Mohon tunggu...
Trisna Bayu Firmansyah
Trisna Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Sensor Taktil Navigasi untuk Tunanetra dengan Pemetaan Sonar 3D

2 Juli 2024   22:20 Diperbarui: 2 Juli 2024   22:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam kehidupan sehari-hari, orang dengan gangguan penglihatan menghadapi masalah besar dalam navigasi. Biasanya, mereka bergantung pada tongkat berjalan, tetapi ada teknologi baru yang dapat membuat pengalaman mereka lebih mandiri dan efisien. Saat ini, ada berbagai teknologi untuk navigasi tunanetra, seperti tongkat berjalan elektronik atau aplikasi telepon pintar. Namun, banyak teknologi tidak akurat, tidak responsif terhadap lingkungan, atau sulit digunakan.

Sensor taktil navigasi membantu tunanetra merasakan lingkungan mereka dengan sentuhan. Perangkat ini biasanya berupa alat genggam atau peranti yang dapat dibawa yang mengubah data lingkungan menjadi sinyal taktil yang dapat dirasakan pada kulit. Tujuannya adalah untuk memberi tahu pengguna tentang tantangan yang ada dan ke mana mereka harus pergi.

Teknologi pemetaan Sonar 3D memungkinkan pemetaan ruang yang akurat dan terperinci, bahkan di lingkungan yang kompleks atau berubah dengan cepat. Dengan menggunakan sensor taktil yang kita miliki saat ini, teknologi ini memungkinkan kita untuk membuat model virtual dari lingkungan kita. Tunanetra dapat membuat peta navigasi taktil untuk merencanakan dan menjelajahi rute dengan lebih aman dan mandiri. Meningkatkan keyakinan mereka dalam bergerak, mereka dapat merasakan yang lebih baik terhadap teknologi navigasi dapat meningkatkan kualitas hidup orang dengan gangguan penglihatan, memungkinkan mereka untuk lebih terlibat dalam aktivitas sehari-hari, bergabung dengan masyarakat, dan merasa lebih mandiri.

Teknologi yang dikenal sebagai pemetaan sonar 3D menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan peta lingkungan dalam tiga dimensi. Cara kerjanya hampir sama dengan sonar yang digunakan kapal selam untuk menemukan hal-hal di bawah air. Gelombang suara dipancarkan ke segala arah, tetapi ketika mengenai sesuatu, sensor menangkap pantulan gelombang tersebut. Perangkat dapat membuat peta lingkungan sekitar dalam tiga dimensi dengan menggunakan data pantulan ini.

Cara kerja sensor taktil dengan pemetaan sonar 3D dimulai dengan mendeteksi objek di sekitarnya menggunakan sensor sonar yang memancarkan gelombang suara dan menangkap pantulannya. Selanjutnya, data pantulan gelombang suara digunakan untuk membuat peta tiga dimensi lingkungan pengguna. Setelah itu, peta tiga dimensi ini diterjemahkan menjadi sinyal taktil, yang pengguna dapat merasakan pada kulit mereka dengan alat taktil. Pada titik tertentu, sinyal taktil ini dapat berupa getaran atau tekanan. Merasakan sinyal ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui keberadaan dan jarak rintangan serta menentukan arah yang aman untuk bergerak.

Teknik sensor taktil yang menggunakan pemetaan sonar 3D memiliki banyak keunggulan. Pertama, teknologi ini memungkinkan tunanetra bergerak sendiri, memungkinkan mereka untuk bergerak tanpa bantuan orang lain atau tongkat. Kedua, teknologi sonar 3D menghasilkan peta lingkungan yang sangat akurat, yang memungkinkan pengguna menghindari rintangan. Terakhir, sensor taktil memberikan informasi secara real-time, memungkinkan pengguna segera bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Terakhir, perangkat ini dibuat agar mudah digunakan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari pengguna.

Terlepas dari kenyataan bahwa teknologi ini menjanjikan, ada beberapa masalah yang harus diatasi. Salah satunya adalah ukuran dan berat perangkat, yang harus ringan sehingga nyaman digunakan sepanjang hari. Selain itu, harga perangkat harus terjangkau sehingga lebih banyak tunanetra dapat membelinya. Di masa depan, sensor taktil navigasi ini dapat menjadi lebih bermanfaat dan canggih dengan pengembangan kecerdasan buatan dan integrasi dengan teknologi lain seperti GPS. Misalnya, dengan memberikan arahan yang lebih khusus atau mengingat rute yang sering digunakan.

Sensor taktil navigasi yang dilengkapi dengan pemetaan sonar 3D adalah inovasi penting yang membantu tunanetra merasakan dan menavigasi lebih baik lingkungan mereka. Teknologi ini memungkinkan tunanetra menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah dan aman. Inovasi seperti ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat membantu orang, terutama mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

Trisna Bayu Firmansyah, mahasiswa Program Studi Mekatronika Politeknik Astra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun