Mohon tunggu...
Trisna Wati
Trisna Wati Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Keimanan melalui Keterampilan

28 November 2013   14:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:34 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan agama, syarat dan formulasinya termasuk bahasan rumit dalam kehidupan manusia. Karena pendidikan agama bertujuan untuk membina dan mencerahkan jiwa manusia. Pendidikan agama merupakan konsep pendidikan yang diturunkan oleh Allah Swt kepada umat manusia melalui Rasul-Nya. Anak-anak dan remaja menjadi perhatian khusus konsep pendidikan agama. Karena untuk memahamkan anak-anak tentang ajaran agama serta tentang hari penciptaan dan hari akhir dibutuhkan keahliankhusus.

Anak-anak ingin mengetahui beberapa pertanyaan yang berbau filosofis, “Darimana manusia datang? Bagaimana mereka datang? Akan kemana mereka pergi? Dan siapa yang telah membawa mereka ke dunia ini? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjadi alasan untuk menyiapkan pola pendidikan agama.

pendidikan agama sangat penting dalam kehidupan seseorang, dan pendidikan agama ini harus dimulai sejak usia dini. Dalam sistem pendidikan Islam, masalah ini juga mendapat perhatian khusus. Penelitian para psikolog membuktikan bahwa anak-anak pada usia empat tahun mulai menunjukkan kecenderungan kepada agama. Sebenarnya pada usia tersebut, anak-anak telah memulai ekspedisi mencari Sang Pencipta. Masalah psikologis ini juga banyak ditemukan dalam barbagai hadis Nabi Saw. Imam Muhammad al-Baqir as berkata, “Ajarilah kalimat syahadah kepada anak-anak saat mereka berusia tiga tahun, dan ketika menginjak usia empat tahun, kenalilah mereka dengan kenabian nabi Muhammad Saw, dan ajarilah mereka berwudhu dan shalat saat berusia tujuh tahun.”

Menurut para psikolog, seiring bertambahnya usia seorang anak muncul tiga kecenderungan untuk beragama.

1.1. Rasa untuk beragama pada diri anak akan tumbuh dan berkembang.

2.2. Akan muncul keraguan pada dirinya tentang ajaran agama.

3. Anak mulai menemukan berbagai pertanyaan akibat keraguannya tersebut. Pada tahap ini, orang tua harus memperhatikan dengan serius setiap pertanyaan yang diajukan anak-anaknya dan jangan sampai menyinggung perasaan mereka dengan mengabaikannya. Terkadang sikap keliru yang ditunjukkan orang tua atau para pendidik dalam menyikapi pertanyaan ini membuat anak-anak kian menjauhi agama. Hal ini merupakan salah satu kendala dalam pendidikan agama.

Setiap ideologi baik agama maupun tidak, membutuhkan penyampaian khusus. Jika seorang pendidiktidak memiliki kesadaran dan wawasan penuh maka mereka tidak akan pernah mampu menyampaikan pesannya kepada muridnya. sebagaimana para Nabi adalah pribadi yang paling berpengaruh dalam masyarakat, karena mereka mampu menyampaikan ajarannya dengan metode yang tepat. Hal ini juga didorong oleh kehidupan para nabi yang senantiasa melakukan perbuatan terpuji.
Dalam pendidikan agama terhadap seorang anak adalah menyiapkan kesempatan dan iklim baik dalam lingkungan keluarga. Rasulullah Saw memberikan empat pesan dalam mendidik anak. Beliau bersabda, “Mintalah anak-anak kalian mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan jangan menuntut lebih dari mereka, jangan paksa mereka melakukan perbuatan maksiat, jangan berbohong kepada mereka dan jangan menghina serta melecehkan mereka.”

Pesan Nabi tersebut membuat kita memahami sejumlah metode untuk mendidik anak.

1.memahami dengan benar kriteria serta perasaan anak sangat penting.

2.perilaku kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap toleran dalam menghadapi prilaku anak dapat memperkokoh hubungan antara orang tua dan anak-anaknya. Jika hubungan antara anak dan orang tuanya harmonis maka ia tidak akan mencari kasih sayang di luar rumah. Dan orang tua menjadi panutan yang baik bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, Rasul menganjurkan orang tua untuk tidak membebani anak-anaknya pekerjaan yang di luar kemampuan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir pusat-pusat keislaman melakukan terobosan baru untuk mendidik anak dengan merilis permainan komputer yang mendidik.

Akhirnya, pendidikan agama bagi anak-anak berarti menumbuhkan kemampuan terpendam dalam diri mereka. Mengembangkan rasa religius anak dapat membantu orang tua untuk mempersiapkan perspektif agamis anak dalam memandang kehidupan. Perspektif ini memposisikan anak sebagai sumber sejati hakikat dan memberikan ketenangan ruhani pada mereka. Kebutuhan anak akan pemahaman arti kehidupan dapat dipenuhi di lingkungan keluarga. Pemahaman anak akan Tuhan, dunia dan serta kehidupan di dunia serta akhirat tergantung pada pengetahuan agama orang tua dan pendidik. Selain itu, cara penyampaian para orang tua kepada anak-anaknya juga sangat berpengaruh.

Orang tua yang sukses dengan baik memahami cara menumbuhkan rasa religius anak dengan cara menarik kepercayaan dan kasih sayang serta menciptakan keakraban. Orang tua yang baik juga memahami dengan benar bagaimana mereka memenuhi rasa dahaga anak-anaknya tentang pengetahuan agama melalui metode yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun