Mohon tunggu...
Trisma Aeni
Trisma Aeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi menonton acara hiburan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cashless, Mimpi Indah atau Ancaman Bagi Orang Gaptek?

14 November 2024   12:24 Diperbarui: 14 November 2024   12:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan manusia, terutama dalam hal melakukan transaksi keuangan. Konsep pembayaran tanpa uang tunai semakin digemari, terutama seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone dan aplikasi keuangan. Cashless memang mudah dan efisien. Namun untuk sebagian besar masyarakat, terutama yang termasuk dalam kategori gaptek (gagap teknologi), sistem ini mungkin menjadi kendala.

Cashless memberikan banyak manfaat, seperti dapat melakukan transaksi secara real time dan tanpa harus menukarkan uang, cepat dalam bertransaksi, menurunkan risiko kehilangan uang, dan banyak diskon yang sering ditawarkan oleh penyedia layanan. Selama pandemi, transaksi cashless atau tanpa uang tunai menjadi semakin umum karena lebih higienis daripada transaksi tunai, yang membutuhkan interaksi fisik. Namun, bagi mereka yang gagap teknologi, menggunakan sistem tanpa uang tunai dapat menyebabkan sejumlah masalah. Kurangnya pemahaman teknologi dapat mengakibatkan kesulitan menggunakan aplikasi pembayaran. Tantangan ini berpotensi meredakan ketegangan dan mungkin membuat orang enggan menggunakan sistem tanpa uang tunai.

Di sisi lain, masalah keamanan menjadi fokus utama. Banyak orang gagap teknologi mungkin tidak memahami betapa pentingnya melindungi informasi pribadi dan data keuangan mereka, tidak menyadari risiko kehilangan atau kerusakan data yang dapat terjadi jika mereka menggunakan aplikasi yang tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya. Dari sini, ada faktor sosial lain yang perlu dipertimbangkan,seperti individu memiliki akses terhadap teknologi, terutama di sektor pedesaan atau pelosok . Masalah infrastruktur, seperti jaringan internet tidak stabil akan mempersulit kita untuk menggunakan layanan tanpa uang tunai. Namun, bagi yang tinggal di kota besar mungkin merasa lebih mudah beradaptasi dengan sistem baru. Ketimpangan ini menciptakan kesenjangan yang makin besar antara mereka yang memiliki akses terhadap teknologi dan mereka yang tidak.

Dampak psikologis adalah komponen terakhir yang harus dipertimbangkan. Penggunaan uang tunai memberi masyarakat rasa aman dan kontrol saat bertransaksi. Kehilangan kontrol atas pembelian mereka karena aplikasi menyelesaikan transaksi secara otomatis. Meengakibatkan boros, sehingga mereka tidak menyadari jumlah uang yang mereka miliki. Tidak terbiasa mengelola uang digital adalah tantangan yang berbeda.

Di tengah segala tantangan ini, penting bagi pemerintah dan penyedia layanan untuk menciptakan program edukasi yang dapat membantu masyarakat, terutama mereka yang gaptek, agar lebih memahami dan beradaptasi dengan sistem cashless. Selain itu, kebijakan inklusif diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi dapat diakses oleh semua orang. Komunitas juga memainkan peran penting dalam bidang ini. Keluarga yang lebih memahami teknologi dapat menjadi agen perubahan dengan membantu orang lain yang baru belajar menggunakan sistem cashless. Metode seperti ini, yang digunakan secara kooperatif, memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung selama transisi menuju ekonomi digital.

Pada akhirnya, inovasi cashless memiliki potensi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuat akses ke layanan finansial lebih mudah. Kita harus ingat bahwa beberapa individu tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun sebuah ekosistem yang inklusif di mana semua orang, tanpa melihat tingkat kemampuan teknologi mereka, dapat merasakan manfaat dari sistem cashless. Oleh karena itu, cashless mungkin menjadi impian bagi masyarakat yang siap mengadopsi teknologi. Namun, sistem ini dapat menjadi ancaman bagi orang-orang yang gagap teknologi. Sebagai masyarakat yang terus berkembang, tugas kita adalah memastikan bahwa inovasi bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun