Mohon tunggu...
trisiwi genduk
trisiwi genduk Mohon Tunggu... Guru - Guru honor

Baca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yani, Nyala Lilin Kecil

22 Juni 2024   06:06 Diperbarui: 22 Juni 2024   06:55 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu tahu, madrasah kita hancur," kata Yani, air mata menggenang di matanya.

"Saya tahu," jawab Husen lembut. "Tapi kita bisa membangunnya lagi, bersama-sama."

Yani tersenyum dalam kegetiran, namun kali ini ada secercah harapan. Mereka berbicara lama, tentang masa lalu, tentang harapan, dan tentang bagaimana mereka bisa bangkit dari kehancuran ini.

Selepas hujan, Yani merasa hatinya lebih ringan. Meskipun jalan ke depan masih penuh rintangan, ia tahu ia tidak sendiri. Bersama Husen dan orang-orang yang peduli, Yani yakin bahwa madrasah mereka akan bangkit lagi. Meski rasa sakit dan kehilangan masih ada, hujan kali ini membawa pesan bahwa kebaikan dan harapan akan selalu berbunga indah, bahkan di tengah reruntuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun