"Kamu tahu, madrasah kita hancur," kata Yani, air mata menggenang di matanya.
"Saya tahu," jawab Husen lembut. "Tapi kita bisa membangunnya lagi, bersama-sama."
Yani tersenyum dalam kegetiran, namun kali ini ada secercah harapan. Mereka berbicara lama, tentang masa lalu, tentang harapan, dan tentang bagaimana mereka bisa bangkit dari kehancuran ini.
Selepas hujan, Yani merasa hatinya lebih ringan. Meskipun jalan ke depan masih penuh rintangan, ia tahu ia tidak sendiri. Bersama Husen dan orang-orang yang peduli, Yani yakin bahwa madrasah mereka akan bangkit lagi. Meski rasa sakit dan kehilangan masih ada, hujan kali ini membawa pesan bahwa kebaikan dan harapan akan selalu berbunga indah, bahkan di tengah reruntuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H