Di Gang Kutilang, Nusantara Permai,
Siang itu penuh ceria, penuh ramai.
Warga bersiap, makan siang bersama,
Usai kurban, rasa syukur menyapa.
Sapi dipotong, dikuliti telaten,
Daging dan tulang dipisahkan dengan keren.
Sepertiga daging untuk pekurban, sisanya dibagikan ke warga,
Sop dan pindang tulang, menghangatkan jiwa.
Warga cekatan, tulang dicuci bersih,
Dalam panci presto, direbus berbilang kali,
Air pertama dibuang, air baru ditambah,
Bumbu yang telah disiapkan semalam, menanti mengubah rasa.
Lalapan direbus, sambal terasi tersaji,
Beras lima kilo, berlimpah nasi.
Bakpia Jogya, oleh-oleh rasa,
Senyum warga, kehangatan terasa.
Minuman jeruk lemon, segar di tenggorokan,
Kue lebaran, menambah kenikmatan.
Meja panjang, siap menampung ceria,
Piring dan mangkok, dari rumah dibawa.
Panitia berterima kasih, rasa syukur diungkap,
Makan bersama, sop tulang ditambahi  kecap.
Aroma sop dan pindang, menggoda perut lapar,
Suara riuh rendah, tawa, percakapan menggegar.
Anak-anak berlarian, menikmati potongan kue,
Ibu-ibu menyajikan, memastikan semua terlayani.
Bakpia Jogya, minuman jeruk lemon, berpadu,
Sop dan pindang, lezatnya dipuji ramai.
Gang Kutilang, saksi kehangatan abadi,
Kebersamaan warga, gotong royong lestari.
Ras kenyang, rasa syukur bersemi,
Warga Nusantara Permai, menyongsong hari dengan semangat pasti.