Mengapa harus berbuat baik? karena pada saat saudara berbuat baik, maka saudara berbuat baik kepada diri mu sendiri. Amsal 11:17. Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri. bill hybels mengatakan bahwa ini bukan hanya sebagai motivasi berbuat baik melainkan sebuah keuntungan yang tak terelakkan. Suatu hari saya Sedang olahraga jalan kaki dan ada seorang pengemis yang sedang jalan. Pengemis itu tidak meminta kepada saya. Tetapi hati saya tergerak untuk memberikan uang. Kemudian saya berikan kepadanya. Setelah saya memberi, hati saya diliputi perasaan bahagia. perasaan senang karena sudah melakukan kebaikan selalu saya rasakan setiap kali melakukan kebaikan. jadi rupanya melakukan kebaikan itu berdampak kepada diri kita. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Oleh Amsal 11:17 bahwa orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri. Berbuat baik itu adalah suatu keuntungan yang tak terelakkan. Dengan kata lain, saat kita berbuat baik kita merasa baik. Hal ini bukan berarti kita merasa Hebat, puas diri atau membenarkan diri. Namun hal ini berarti kita mengalami kelembutan dan ketenangan dan merendahkan diri dalam kesadaran bahwa kita menjadi penyalur kasih Allah. Mengapa kita merasa sejahtera ketika melakukan kebaikan? Karena kita diciptakan segambar dan serupa Allah yang memiliki sifat yang baik. pada saat kita melakukan kebaikan maka kita sedang berfungsi seperti keinginan Allah. Apakah tujuan Tuhan menciptakan kita didalam Kristus? . tujuan nya yaitu melakukan pekerjaan baik. Karena kita ini buatan Allah, kata Paulus dalam efesus 2:10. diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ayat ini sangat jelas bahwa kita diciptakan untuk berbuat baik. Saat kita melakukan nya maka kita memenuhi tujuan hidup. Pada Waktu kita melakukan kebaikan maka hal itu bukan hanya menjadi berkat bagi orang lain melainkan juga bagi kita. Bagaimana cara nya saya berbuat baik. Pertama:berikanlah kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya. Ini terdapat dalam Amsal 3:27 yang berkat:”janganlah menahan Kebaikan dari pada orang yang berhak menerimanya. ” secara implisit ayat ini mengatakan bahwa ada orang yang berhak menerima kebaikan kita dan ada yang tidak berhak menerimanya. Ada orang orang yang tidak berhak menerima kebaikan yakni mereka yang tidak mau bekerja Padahal mereka mampu untuk bekerja. Paulus mengatakan jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan ( 2 Tesalonika 3:6-15 ). jangan membantu orang yang hendak memanfaatkan Kebaikan kita. kita membutuhkan kepekaan dalam hal ini. Kedua, berbuat baik lah kepada orang yang tidak bisa membalasnya. Berbuat baik kepada semua orang memang boleh boleh saja. Namun kita mesti prioritas untuk bebruat baik kepada mereka yang tidak dapat membalas kebaikan kita. Banyak Perbuatan baik yang dilakukan manusia saat iini semata mata untuk menerima balasan. kita sedang berada dalam program tukar menukar kebaikan. Program tukar menukar kebaikan ini bukanlah kebaikan yang sebenarnya. Misalnya, seseroang mengadakan pesta dengan mengundang orang orang hebat, denga motivasi, nanti dia akan mendapatkan kado yang istimewa. Biasanya pesta yang saling menguntungkan ini terjadi terus menerus. memang tidak ada salahnya saling mengundang dalam pesta, tetapi hal ini sedikit hubungannya dengan kebaikan sejati. Tuhan Yesus berkata kepada orang yang mengundang Dia seperti ini:” : “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. (13) Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (14) Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” (Luk 14:12-14). Kita seringkali mengadakan pesta bersama sama dengan teman teman, tetapi alangkah indahnya kalau pesta itu diubah menjadi sebuah pesta kebaikan yang sejati dengan mengundang orang-orang yang tidak bisa membalas mengundang diri kita karena mereka berada dalam kekurangan. Misalnya, pada waktu Ulang Tahun, kita merayakannya bersama sama dengan anak anak panti asuhan atau membagi bagi nasi bungkus kepada pengemis. Kapan saya berbuat baik? Pada waktu ada kesempatan untuk berbuat baik, segeralah lakukan perbuatan baik itu. Jangan menundanya, jangan menahannya. Perhatikanlah sekali lagi Amsal 3 :27 :” janganlah menahan kebaikan dari pada orang -orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. alkitab mengatakan: jangan menahan kebaikan. kita tidak boleh enggan, menunda, merasa malas, mengambil jalan lain ketika ada kesempatan untuk melakukan perbuatan baik di jalan kita. jika kebaikan itu memang harus kita lakukan dan orang itu berhak menerimanya, maka janganlah menundanya. Setiap kali saudara gagal melakukan perbuatan baik yang mampu saudara lakukan maka saudara gagal menangkap sebuah bola yang penting. Dan bola itu tidak akan dilemparkan lagi Sampai batas mana saya berbuat baik. ? Sampai batas kemampuan saudara. Ada saat nya kita tidak mampu melakukan perbuatan baik tertentu, misalnya kurang waktu, kurang keterampilan, kurang dana atau tenaga. Kita tidak perlu menghukum diri sendiri kalau tidak mampu menjadi jawaban dunia ini. Ada sebuah perumpamaan yang menjelaskan akan hal ini yakni kebaikan seorang Samaria. Orang samaria ini menolong orang yang dirampok. dia membersihkan dan membalut luka orang tersebut.,menaikkan orang itu ke atas keledainya.,membawanya ke tempat penginapan, membayar pemilik penginapan tersebut dan berjanji akan kembali dan membayar kekurangan biaya yang diperlukan sampai orang itu sembuh. Kita melihat bahwa meskipun ia Membawa orang yang terluka ini ke penginapan, ia tidaklah membatalkan perjalanannya untuk merawat orang tersebut. Ia tetap melakukan tugasnya yang lain. Ia mempercayakan orang terluka itu kepada penginapan. Ia memfasilitasi orang terluka tersebut. Ia tidak lah seorang diri mengurus orang terluka itu. Beginilah caranya memberikan pertolongan kepada orang lain. Kita melakukan sebatas kemampuan kita.
Salam: Yohannis Trisfant.
tulisan lainnya dapat akses di kotbah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!