Mohon tunggu...
Tri setio budi utomo
Tri setio budi utomo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Saya mahasiswa KPI

Selanjutnya

Tutup

Trip

Napak tilas sejarah bendungan wilalung yang kini jadi pusat kreativitas dan kuliner

10 Desember 2024   08:45 Diperbarui: 10 Desember 2024   08:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : jepretan milik sendiri

Bendungan Wilalung, yang terletak di Kabupaten Kudus dan Demak, tepat nya di desa wilalung Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang sebagai infrastruktur vital untuk pengelolaan air di kawasan ini. Dibangun pada masa kolonial Belanda, bendungan ini awalnya dirancang untuk mengendalikan aliran sungai dari Pegunungan Muria menuju daerah hilir. Namun, siapa sangka, di era modern ini, bendungan tersebut telah bertransformasi menjadi salah satu destinasi wisata yang populer, terutama bagi generasi muda. Tidak hanya menyimpan cerita masa lalu, kini Bendungan Wilalung juga menjadi pusat kreativitas dan kuliner, lengkap dengan kehadiran berbagai spot foto estetik dan deretan penjual street coffee yang menggoda.
Sejarah Bendungan Wilalung
Bendungan Wilalung mulai dibangun pada awal abad ke-20 sebagai bagian dari upaya pemerintah kolonial Belanda untuk mengatasi banjir di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Wilayah ini sering menjadi langganan banjir karena posisi geografisnya yang rendah serta curah hujan yang tinggi di musim penghujan. Dengan dibangunnya bendungan ini, debit air Sungai Serang dan Sungai Wulan dapat diatur sehingga risiko banjir berkurang, sekaligus mendukung irigasi untuk lahan pertanian di sekitarnya.
Seiring waktu, bendungan ini tidak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir, tetapi juga menjadi simbol penting bagi masyarakat lokal. Banyak cerita tentang perjuangan para pekerja lokal yang terlibat dalam pembangunannya, menjadikan Bendungan Wilalung bagian tak terpisahkan dari sejarah komunitas di Kawasan bendungan wilalung ini.
Transformasi Menjadi Spot Hits
Di tengah modernisasi dan perkembangan zaman, fungsi Bendungan Wilalung tidak lagi terbatas pada pengelolaan air. Dalam beberapa tahun terakhir, tempat ini mulai menarik perhatian masyarakat, terutama anak muda, sebagai destinasi wisata. Dengan pemandangan yang indah, suasana yang tenang, dan nuansa alami yang memikat, bendungan ini menjadi tempat yang sempurna untuk bersantai sekaligus berkreasi.
Para pengunjung sering memanfaatkan keindahan bendungan ini untuk berfoto. Baik itu di pagi hari dengan kabut tipis yang menyelimuti, maupun saat senja dengan langit jingga yang menawan. Spot-spot tertentu, seperti jembatan kecil dan area sekitar bendungan yang dihiasi pepohonan, menjadi latar favorit untuk berfoto. Tidak heran jika media sosial dipenuhi dengan unggahan foto berlatar Bendungan Wilalung.
Street Coffee dan Nuansa Kuliner yang Hidup
Selain menjadi spot fotografi, Bendungan Wilalung kini juga dikenal sebagai pusat kuliner, terutama dengan kehadiran berbagai penjual street coffee. Di sepanjang jalan menuju bendungan, Anda akan menemukan banyak gerobak dan kios kecil yang menjajakan kopi kekinian dengan harga terjangkau. Minuman seperti es kopi susu, cappuccino, hingga kopi tubruk khas Jawa Tengah atau bahasanya di daerah bending wilalung itu kopi lokalan menjadi favorit para pengunjung.
Tidak hanya kopi, ada juga berbagai jajanan lokal seperti pisang goreng, tahu petis, hingga makanan ringan modern seperti crepes dan waffle. Kehadiran para penjual ini menambah daya tarik Bendungan Wilalung, menjadikannya tempat yang ideal untuk nongkrong bersama teman atau keluarga sambil menikmati pemandangan yang memanjakan mata.
Para pelaku usaha di sekitar bendungan ini juga kreatif dalam menghadirkan suasana yang nyaman. Banyak dari mereka yang menyediakan kursi-kursi santai, meja kecil, dan bahkan lampu-lampu hias yang menciptakan suasana hangat, terutama di malam hari. Hal ini menjadikan Bendungan Wilalung tidak hanya menarik di siang hari, tetapi juga di malam hari, ketika lampu-lampu berpendar di tengah gelapnya malam.
Tantangan dan Harapan
Meskipun telah menjadi destinasi wisata yang populer, Bendungan Wilalung juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Semakin banyaknya pengunjung seringkali membawa dampak negatif berupa sampah yang berserakan di sekitar bendungan.
Oleh karena itu, masyarakat setempat bersama pemerintah daerah terus berupaya mengedukasi pengunjung untuk menjaga kebersihan. Berbagai program, seperti kerja bakti mingguan dan pemasangan tempat sampah di berbagai sudut, telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Di sisi lain, kehadiran Bendungan Wilalung sebagai pusat kreativitas dan kuliner membawa harapan baru bagi perekonomian masyarakat lokal. Banyak warga yang kini menggantungkan hidup dari bisnis kecil-kecilan di sekitar bendungan. Mereka berharap tempat ini dapat terus berkembang menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga berkelanjutan.
Bagi Anda yang belum pernah berkunjung, Bendungan Wilalung adalah destinasi yang wajib masuk dalam daftar perjalanan Anda. Nikmati keindahannya, cicipi kopi khasnya, dan rasakan sendiri bagaimana tempat ini menghidupkan kembali sejarah melalui sentuhan modernitas. Dengan tetap menjaga kelestarian dan kebersihannya, Bendungan Wilalung akan terus menjadi ikon kebanggaan masyarakat Kudus- Demak dan sekitarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun