Mohon tunggu...
Trisa Septyani
Trisa Septyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Demokrasi Indonesia :Antara Kemajuan dan Tantangan

21 Oktober 2024   11:58 Diperbarui: 21 Oktober 2024   11:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dinamika demokrasi Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dianalisis mengingat perjalanan panjang yang telah dilalui oleh bangsa ini dalam memenuhi cita-cita demokrasi. Sejak reformasi 1998, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan politik yang signifikan, yang tidak hanya mempengaruhi struktur pemerintahan, tetapi juga partisipasi masyarakat dalam proses politik. Masyarakat Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana demokrasi dijalankan di tanah air.

Perkembangan kompleks dinamika demokrasi Indonesia dimulai sejak Dinamika Demokrasi Pancasila yang mengacu pada perubahan, perkembangan, dan interaksi dalam sistem demokrasi yang diimplementasikan berdasarkan asas-asas Pancasila. Prinsip "Rakyat, Untuk Rakyat, dan Oleh Rakyat" (Sila Keempat Pancasila) sangat penting dalam menjaga keseimbangan dalam menjalankan sistem pemerintahan. Aktif partisipasi rakyat bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab untuk memastikan keputusan yang diambil adalah hasil dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi modern telah meningkatkan partisipasi demokrasi. Media sosial menjadi alat efektif untuk menyuarakan pendapat secara bebas dan cepat, memberi kesempatan bagi rakyat untuk berkontribusi langsung dalam membentuk opini dan mempengaruhi kebijakan pemerintah. 

Pemilihan umum merupakan salah satu mechanism formal yang penting dalam mewujudkan prinsip demokrasi. Pemilihan umum memberi otoritas kepada rakyat untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Namun, dinamika demokrasi juga melibatkan peran aktif rakyat dalam berbagai bentuk organisasi masyarakat, seperti kelompok advokasi, organisasi nirlaba, dan komunitas local. Meski ada kemajuan, dinamika demokrasi di Indonesia juga diwarnai oleh tantangan seperti money politics dan identity politics. Money politics merupakan praktik penggunaan uang secara tidak etis, sedangkan identity politics dapat mengancam integritas demokrasi dan menciptakan polarisasi dalam masyarakat.

Selain itu, beberapa analisis akademis menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia lebih mengarah pada demokrasi formalistik, dimana pemilihan umum digelar secara berkala tapi tetap diwarnai praktik destruktif. Transaksionality pemilu sering kali dilematis karena pemilih kerap didaftarkan secara tidak sah, dan aktor politik maupun pengawas pemilu tampak membiarkannya. Beberapa pandangan akademis juga mengidentifikasi regresi demokrasi di Indonesia. Indikator demokrasi menurun, meskipun pemilihan umum dilakukan secara berkala. Fenomena ini dipandang sebagai tanda adanya regresi demokrasi, di mana demokrasi berjalan secara prosedural tapi kehilangan esensi seperti transparansi, keadilan, dan akuntabilitas. Politisasi hukum juga menjadi masalah besar. Untuk memperbaiki situasi demokrasi, partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Mahasiswa, misalnya, dianggap memiliki peran penting dalam membangkitkan demokrasi. Mereka harus terlibat dalam praktik-praktik kearifan lokal dan aktivitas sosial yang melibatkan masyarakat secara luas untuk merebut ruang publik dan meningkatkan kesadaran sosial masyarakat

Pertama-tama, kita perlu mengakui bahwa demokrasi di Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pilihan raya yang berlangsung secara berkala, adanya kebebasan pers, dan meningkatnya kesadaran politik di kalangan masyarakat adalah indikator penting dari kemajuan demokrasi. Pemilihan umum yang dilakukan secara langsung oleh rakyat menjadi cerminan dari prinsip-prinsip demokrasi yang sejati, di mana suara rakyat memiliki kekuatan untuk memilih pemimpin dan menentukan arah kebijakan publik. 

Namun, dinamika demokrasi Indonesia juga tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah korupsi yang masih menggerogoti institusi politik. Meskipun telah ada upaya untuk memberantas korupsi melalui berbagai lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), praktik korupsi tetap menjadi momok bagi penguatan demokrasi. Korupsi tidak hanya merusak integritas institusi pemerintah, tetapi juga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. Ketika rakyat merasa bahwa pemilihannya tidak berdampak karena adanya praktik korupsi, maka partisipasi politik mereka akan berkurang.

Selain korupsi, tantangan lain yang dihadapi oleh demokrasi Indonesia adalah polarisasi politik yang semakin tajam. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan bagaimana isu-isu politik dapat memecah belah masyarakat. Polaritas ini sering kali diperburuk oleh media sosial yang menjadi sarana untuk menyebarkan disinformasi dan propaganda politik. Akibatnya, masyarakat terjebak dalam kubu-kubu yang saling berlawanan, yang mengakibatkan dialog dan kompromi politik sulit dilakukan. Dalam konteks ini, pemimpin politik diharapkan dapat menjadi jembatan yang menyatukan perbedaan, bukan justru memperdalam perpecahan.

Pentingnya pendidikan politik tidak bisa diabaikan dalam konteks dinamika demokrasi di Indonesia. Kesadaran politik dan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara sangat penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Sebagai negara demokrasi, setiap individu harus diajarkan tentang pentingnya suara mereka, bagaimana cara menggunakan hak suara dengan baik, serta bagaimana cara berpartisipasi dalam proses politik lainnya. Pendidikan politik yang baik akan menciptakan masyarakat yang kritis dan aktif, sehingga dapat berkontribusi pada penguatan demokrasi.

Di sisi lain, keberadaan organisasi masyarakat sipil juga memegang peranan penting dalam memperkuat demokrasi. Organisasi-organisasi ini menjadi suara bagi masyarakat, terutama bagi kelompok-kelompok yang termarjinalkan. Mereka berfungsi sebagai watchdog yang mengawasi kebijakan pemerintah serta memperjuangkan hak-hak masyarakat. Dengan adanya organisasi masyarakat sipil, masyarakat memiliki saluran untuk menyampaikan aspirasi dan kritik, sehingga pemerintahan lebih responsif terhadap kebutuhan rakyat.

Dalam konteks global, dinamika demokrasi Indonesia juga dipengaruhi oleh perkembangan internasional. Dengan adanya arus informasi yang cepat, banyak ide-ide dan praktik demokrasi dari negara lain yang dapat diadopsi atau menjadi pelajaran bagi Indonesia. Namun, penting untuk diingat bahwa demokrasi bukanlah satu ukuran yang cocok untuk semua. Setiap negara memiliki konteks sosial, budaya, dan historis yang berbeda. Oleh karena itu, dalam mengadaptasi elemen-elemen demokrasi dari luar, Indonesia perlu menjaga nilai-nilai lokal yang dapat memperkuat identitas bangsa.

Sementara itu, peran media massa dalam demokrasi sangatlah krusial. Media tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi, tetapi juga sebagai pilar demokrasi yang dapat mengedukasi masyarakat tentang isu-isu politik. Namun, tantangan yang dihadapi oleh media saat ini adalah tantangan dalam menjaga independensi dan integritas. Dengan adanya tekanan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun pemilik modal, media sering kali terjebak dalam konflik kepentingan yang dapat mengurangi kualitas informasi yang disampaikan kepada publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun