Mohon tunggu...
Trisanti
Trisanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gadis pencinta aksara juga penikmat senja dan kopi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keberanian untuk Berbeda dan Menjadi Diri Sendiri

2 Agustus 2024   10:07 Diperbarui: 11 Agustus 2024   02:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apakah kamu pernah merasa ragu untuk memilih jurusan yang didominasi jenis kelamin lain?

Bagaimana jika kamu harus belajar dan bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda denganmu?

Nah, itulah yang saya hadapi selama kuliah Teknik Mesin, yang mayoritas mahasiswanya adalah laki-laki. Awalnya saya merasa khawatir apakah saya akan diterima atau bahkan direndahkan (?) Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyaadari bahwa persepsi awal itu salah.

Melalui berbagai tugas kelompok dan proyek bersama, saya belajar bahwa kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelamin. Teman-teman sekelas selalu menerima dan menghargai kontribusi saya dalam setiap tugas kelompok. Kita semua bersama untuk memecahkan masalah-masalah desain atau perbaikan mesin.

Salah satu pelajaran hidup terpenting yang saya dapat selama kuliah di jurusan Teknik Mesin adalah pentingnya kebersamaan dan kerja sama tim. Meskipun program studi ini didominasi mahasiswa laki-laki, saya tidak pernah merasa direndahkan karena jenis kelamin. Saya belajar bahwa dengan berbagi ide dan keahlian, kita bisa mencapai hasil yang lebih baik dibanding bekerja sendiri.

Melalui studi tentang komponen dan sistem yang membentuk sebuah mesin, saya belajar bahwa setiap bagian memainkan peran penting untuk menjalankan fungsi utama secara keseluruhan. Begitu pula dengan kehidupan manusia, kita semua memiliki tugas masing-masing yang saling melengkapi. Bekerja sendiri tidak akan membuahkan hasil maksimal. Hanya dengan saling memahami peran dan kontribusi masing-masing, kita bisa meraih tujuan bersama.

Melalui pengalaman ini, saya belajar bahwa seperti komponen-komponen yang membentuk sebuah mesin, kita sebagai manusia tidak bisa bergerak sendiri. Kita butuh dukungan dan kontribusi dari orang lain untuk bersama-sama meraih tujuan.

//Bersama kita kuat, terpisah kita lemah.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun