Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan.
Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal. Lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid atau student Agency mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif
- Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana
- Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya
- Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya
- Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
- Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri
- Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.
Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan  menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat  mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya. Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid maka secara bersamaan kita sebenarnya juga sedang membangun karakter murid  yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan Kreatif.Â
Keterkaitan antara Modul 3.3 dengan modul -- modul sebelumnya:
Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara
Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan berifat menuntun yaitu "menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya." Dalam menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak kita hendaknya mampu menumbuhkan serta mendorong suara, pilihan serta kepemilikan murid dalam sebuah pembelajaran serta dalam menyusun sebuah program sehingga program tersebut dapat memberikan dampak yang positif terhadap murid.
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Seorang guru penggerak yang berperan menjadi coach bagi guru lain dan mampu menjalin kolaborasi positif dengan rekan-rekan sejawat akan mampu melahirkan sebuah program yang berdampak positif bagi murid. Begitu juga dengan nilai yang dimiliki guru penggerak yang berpihak pada murid, mandiri,inovatif,kreatif,kolaboratif serta reflektif akan mampu mendorong murid untuk bersuara memberikan pendapat terkait apa yang mereka inginkan serta apa yang mereka butuhkan untuk pembelajaran,mendorong murid menentukan pilihan dan merasa memiliki atas apa yang telah mereka tentukan tersebut.
Modul 1.3 Visi dan Misi Guru Penggerak
Guru merancang dan mengimplementasikan visi sekolah yang berpihak pada murid melalui prakarsa perubahan. Sebagai pemimpin pembelajaran, Guru harus mewujudkan prakarsa perubahan tersebut secara kolaboratif melalui program dengan tahapan BAGJA untuk menumbuhkan kepemimpinan murid sehingga bisa berdampak positif bagi murid
Modul 1.4 Budaya Positif