Mohon tunggu...
Tri Rizky Ramadhan
Tri Rizky Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif HIdayatullah (Jakarta). Saya menyukai tulisan tentang sajak dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polemik Sastra Maya

11 Juni 2022   13:05 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh fauxels: https://www.pexels.com/id-id/foto/macbook-di-atas-meja-3184450/ 

Pada awal tahun 2000 sastra mendapatkan pengaruh yang begitu besar dari kemajuan teknologi. Pengaruh tersebut membuat sastra mengikuti perkembangan zaman dengan teknologi sebagai wadah untuk memperkenalkannya kepada masyarakat. Kemunculan sastra maya (cybersastra) dimulai dengan hadirnya komunitas-komunitas sastra maya. Mereka memanfaatkan teknologi seperti mailing list (milis), situs, forum diskusi, dan blog yang menawarkan kebebasan berpendapat tanpa adanya sensor. 

Sastra maya atau cybersastra adalah suatu kegiatan sastra yang memanfaatkan media komputer atau internet sebagai wadahnya (Enraswara, 2006:182). Perkembangan sastra maya di Indonesia dimulai dengan peluncuran buku antologi puisi siber yang berjudul Graffiti Gratitude pada 9 Mei 2001 yang dipimpin oleh Nanang Suryadi dkk. Dengan berkembangnya dunia internet, masyarakat berlomba-lomba untuk memuat karyanya ke dalam beberapa situs, blog, dan milis.

Sastra maya juga berkembang dengan adanya situs yang menjadi awal sastra di Indonesia, yaitu cybersastra.com. Situs ini dikelola oleh Masyarakat Sastra Indonesia (MSI) dengan redaktur utamanya Nanang dkk. Hadirnya situs tersebut diikuti oleh banyaknya lembaga kesenian dan kebudayaan yang membuat situs sastra, diantaranya; Yayasan Lontar, Yayasan Taraju, KSI, Akubaca, Aksara, dan Aikon.

Ada pula satrawan dan masyarakat yang memuat karyanya di laman situs mereka sendiri, seperti Taufiq Ismail dengan alamatnya www.taufiq.ismail.com. Shobron Aidit yang beralamat di www.lalemement.com. Afrinal Malna, Hamid Jabbar, Saut Situmorang, dan Pramoedya Ananta Toer yang beralamat di www.geocities.com. Adapun situs-situs yang berbahasa Inggris tapi memuat sastrawan Indonesia beralamat di www.poetry.com dan www.everypoetry.com.

Situs-situs tersebut dibuat secara profesional, namun ada juga yang sifatnya amatiran, hanya menggunakan hosting gratis yang disediakan di internet. kemunculan dan perkembangan sastra maya dinilai mampu memudahkan para sastrawan untuk mempublikasi karyanya. Meskipun begitu, kehadiran sastra maya juga menuai polemik yang cukup kompleks bagi para sastrawan dan masyarakat.

Ada yang berpendapat bahwa karya sastra yang ditulis di media maya tidak bermutu karena terlalu bebas menggunakan bahasa Indonesia. Sutardji Calzoum Bachri pun mempertanyan kualitas dari karya sastra maya dan para sastrawannya. Hal itu dipertanyakan karena adanya sistem seleksi yang kurang ketat di internet, sehingga apapun dan siapapun dapat masuk di dalamnya.

Bahkan, Ahmadun Yosi Herfanda dalam salah satu artikelnya yang dimuat dalam Republika dengan judul "Puisi Cyber, Genre atau Tong Sampah" yang terbit pada 29 April 2001 mengatakan bahwa sastra yang dituangkan melalui media maya adalah tong sampah. Menurutnya, sastra maya merupakan karya sastra yang ditolak di media cetak.

Namun ada pula sebagian sastrawan dan masyarakat yang mendukung kemunculan sastra maya ini, mereka berpendapat dengan kehadiran sastra maya dapat menjadi suatu inovasi baru sehingga sastra maya dinilai dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan.

Pada akhirnya, sastra maya menimbulkan polemik yang kompleks bagi para sastrawan dan masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa karya sastra yang dituangkan dalam media maya adalah tong sampah, ada pula tokoh yang berpendapat dengan kehadiran sastra maya memudahkan mereka untuk mengenalkan karyanya kepada masyarakat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun