Mohon tunggu...
Tri Rizki
Tri Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pramuka Bukan Lagi Ekstrakurikuler Wajib

3 Mei 2024   07:00 Diperbarui: 3 Mei 2024   07:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keputusan Nadiem Makarim yang mencabut pendidikan kepramukaan bukan lagi ekstrakurikuler wajib dapat menimbulkan masalah baru di masyarakat. Keputusan ini akan membuat beberapa pihak merasa keberatan dan sebagian lagi akan merasa dibebaskan sehingga bisa bereksplorasi terhadap minat dan bakat masing masing. Setiap orang memiliki kelebihan serta kekurangan yang menjadi ciri khas tersendiri dan minat seseorang tidak bisa dipaksakan oleh orang lain. Pemerintah memiliki kewajiban utuk mendukung kreatifitas dan memfasilitasi agar peserta didik bisa tetap berkembang dengan segala potensi yang dimiliki. Kreativitas peserta didik harus didampingi oleh pihak sekolah supaya tetap mendapatkan bimbingan dan arahan dari orang yang lebih berpengalaman.

Pendidikan kepramukaan merupakan gerakan kepanduan yang menganut sistem among yang mewadahi peserta didik untuk menggali segala potensi yang dimiliki dan sekaligus membentuk karakter percaya diri. Karakter peserta didik yang telah terbentuk diharapkan mampu diterapkan di lingkungan masyarakat. Pendidikan kepramukaan bersifat sukarela, berlandaskan Pancasila, dan nilai ketuhanan. Tujuan dari pendidikan kepramukaan adalah menanamkan rasa cinta tanah air dalam diri generasi muda. Dalam pendidikan kepramukaan akan dilatih untuk lebih mandiri, bergotong royong, berfikir kritis, inovatif, dan memiliki wawasan yang luas agar terbiasa ketika berada di lingkungan masyarakat.

Generasi muda merupakan satu satunya harapan bangsa Indonesia yang akan meneruskan cita cita kehidupan bangsa. Masa depan bangsa Indonesia ada pada generasi yang saat ini masih menempuh pendidikan di sekolah dasar maupun sekolah menengah. Oleh karena itu mereka harus diberi pendidikan sejak dini sehingga mempunyai bekal untuk membangun bangsa. Pendidikan formal merupakan salah satu bekal bagi generasi saat ini. Setiap warga masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa memandang ras, agama, suku, jenis kelamin, kelas sosial, dan bentuk bentuk stratifikasi lainnya. Disamping pendidikan formal, ada faktor lain yang harus diperhatikan seperti halnya ekstrakurikuler yang akan membantu perkembangan generasi muda yang sedang menempuh pendidikan.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan diluar sekolah yang dapat membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Ekstrakurikuler terdiri dari bebagai macam bidang seperti olahraga, kesenian, dan kerohanian. Semua bidang tersebut akan diwadahi oleh sekolah dalam bentuk pengorganisasian serta akan didampingi oleh pembina ekstrakurikuler. Dengan adanya pengorganisasian maka peserta didik akan belajar untuk memimpin sebuah organisasi dan bertanggung jawab untuk menjalankan program yang telah direncanakan. Semua peserta didik akan mengambil peran pada sebuah organisasi baik sebagai ketua, pengurus, maupun anggota. Semuanya dituntut untuk bekerja sama sesuai tugas pokok masing masing bidang, sehingga akan tercapailah program yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

Ketika peserta didik tidak berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka peserta didik tersebut tidak akan mendapatkan pengalaman berorganisi. Pengalaman berorganisasi tidak hanya mengandalkan kegiatan belajar mengajar saja, karena pengalaman tersebut tidak termuat dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik yang menghiraukan kegiatan ekstrakurikuler akan berdampak pada potensi yang tidak akan berkembang, karena potensi harus selalu dilatih agar terbiasa dan memperoleh hasil yang maksimal. Tingkat peminat ekstrakurikuler semakin menurun dari tahun ke tahun, hal ini harus diperhatikan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan daya minat peserta didik agar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Faktor yang mempengaruhi minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berasal dari internal dan lingkungan peserta didik. Faktor internal peserta didik untuk mengikuti kegiata ektrakurikuler adalah keinginan untuk memperoleh prestasi yang sebaik mungkin. Faktor lingkungan berupa dorongan dari orang tua, dan ajakan dari teman yang sangat mempengaruhi minat peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler.

Keputusan pencabutan pendidikan kepramukaan bukan lagi ekstrakurikuler wajib bisa dimanfaatkan oleh peserta didik sehingga lebih leluasa untuk mengikuti ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Dengan mengikuti ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat maka peserta didik akan mengikuti kegiatan dengan bersungguh sungguh karena tidak ada paksaan dari pihak manpun. Potensi yang dimiliki peserta didik akan semakin berkembang dan meraih prestasi yang maksimal. Disamping itu, pendidikan kepramukaan harus tetap didukung oleh semua pihak sehingga terus menghasilkan generasi yang mandiri, disiplin, dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun