Sarah menatapnya tajam, matanya penuh amarah dan kesedihan. "Khilaf? Kau mengkhianatiku dengan orang yang seharusnya kau percayakan di rumah ini, Fandi!"
Fandi mencoba meraih tangannya, namun Sarah menghindar.
"Aku pergi, Fandi. Ini sudah cukup," ucap Sarah, sambil mengambil tas dan berjalan menuju pintu.
Saat Fandi mencoba menghalangi, "Sarah, tolong, dengar penjelasanku," Sarah hanya menoleh sekali, lalu membuka pintu dengan keras.
Di sisi lain, Mira yang mendengar keributan itu mengaku bahwa ia hamil.
Sarah tidak sanggup lagi mendengar penjelasan apapun. Ia meninggalkan rumah tanpa menoleh ke belakang, membawa hatinya yang hancur. Dengan langkah mantap, Sarah meninggalkan rumah. Ia tahu, meskipun hatinya hancur, ia tidak bisa tinggal dalam kebohongan ini. Suasana saat itu sangat sunyi. Hanya terdengar suara langkahnya. Hatinya perih, tapi dia merasa ini adalah langkah yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H