Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta yang Hampir Hilang (#1/5)

13 Desember 2024   13:05 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Episode 1: Rahasia di Balik Rumah

Sarah tidak pernah menduga bahwa pernikahannya selama tujuh tahun dengan Fandi menyimpan begitu banyak rahasia. Setiap pagi ia bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, memastikan semua kebutuhan suaminya terpenuhi. Fandi selalu tampak sempurna di matanya---penyayang, bertanggung jawab, dan setia. 

Namun, akhir-akhir ini, sesuatu berubah. Fandi sering pulang larut dengan alasan pekerjaan. Sarah yang awalnya percaya mulai merasa ada yang ganjil. Sikap Mira, pembantu rumah tangga mereka yang baru bekerja setahun terakhir, juga terasa aneh. Mira kerap gugup ketika berpapasan dengannya dan mulai menghindari tugas-tugas yang melibatkan banyak interaksi dengan Sarah.

Sarah duduk di ruang tamu, menunggu Fandi pulang dari pekerjaan. Malam itu, udara dingin menyelimuti rumah mereka yang biasanya nyaman. Sarah memperhatikan jam dinding yang berdetak pelan. Sudah lewat jam 9 malam, tapi Fandi belum juga pulang. Sarah menatap ponselnya, tidak ada pesan, tidak ada telepon dari Fandi. Pikirannya mulai gelisah. Ia berusaha mengabaikan perasaan tidak enaknya. Fandi pasti sedang lembur, pikirnya.

"Kenapa dia tidak memberitahuku?" gumamnya pelan.

Akhirnya, Sarah memutuskan untuk pergi tidur. Sarah masih gelisah, ia merasa tidak tenang dan tidak bisa tidur. Sarah bangun dan menuju dapur, berniat minum karena haus.

Saat berjalan ke dapur, langkahnya tiba-tiba terhenti di depan kamar pembantu, Sarah mendengar suara-suara aneh. Suasana malam itu sunyi, hanya suara langkahnya yang terpantul di lantai rumah yang luas. Curiga, ia mendekat dengan hati-hati, mencoba mengintip dari celah pintu. Pemandangan yang ia lihat membuat tubuhnya lemas---ada Fandi, suaminya, bersama Mira, pembantu mereka, sedang berada di atas ranjang dalam posisi yang sangat intim.

Jantung Sarah berdegup kencang, ia merasa dunia seperti berhenti berputar. Mulutnya kering, tubuhnya gemetar. "Tidak... ini tidak mungkin," gumamnya dalam hati. Dengan cepat, Sarah mundur dan melarikan diri ke kamar. Air matanya menetes, membasahi bantal, tanpa bisa ditahan lagi.

"Apa ini, Fandi? Kenapa kamu lakukan ini?" bisiknya sambil menunduk.

Esok paginya, ia menghadapi Fandi dengan bukti yang tak terbantahkan.  "Jelaskan ini, Fandi! Apa artinya semua ini?" tanyanya sambil menahan tangis. 

Fandi hanya tertunduk, mencari kata-kata yang tidak kunjung datang. "Sarah... ini bukan seperti yang kamu kira," ujarnya, suara bergetar. Wajahnya pucat, tubuhnya kaku. Ia tahu, saat ini tidak ada lagi yang bisa disembunyikan. "Sarah, aku... aku khilaf," katanya dengan suara bergetar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun