Mohon tunggu...
Tri putri Hutabalian
Tri putri Hutabalian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca menyingkapkan banyak rahasia

Selanjutnya

Tutup

Financial

UMKM Palangka Raya: Strategi Bertahan dan Tumbuh dengan Dukungan Kebijakan Bank Sentral

13 Oktober 2024   17:30 Diperbarui: 13 Oktober 2024   17:39 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah guncangan ekonomi global, UMKM di Palangka Raya menunjukkan daya tahan yang luar biasa. Meski begitu, tantangan tetap ada dan dukungan yang tepat dari berbagai pihak sangat penting. Bank Indonesia (BI) memainkan peran kunci dalam upaya ini dengan memberikan berbagai kebijakan yang inovatif untuk memberdayakan UMKM di daerah.

UMKM adalah tulang punggung ekonomi lokal. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, UMKM menyumbang lebih dari 60% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap sekitar 97% dari total tenaga kerja. Di Palangka Raya, UMKM berperan vital dalam menggerakkan roda ekonomi, terutama di sektor-sektor seperti pertanian, kerajinan, dan perdagangan. Namun, UMKM sering menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan akses keuangan, minimnya pelatihan dan pendampingan, serta kurangnya penetrasi pasar. Di sinilah peran BI menjadi sangat krusial.
Salah satu inisiatif penting yang dilakukan oleh BI adalah program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan manajerial dan pemasaran para pelaku UMKM sehingga mereka dapat lebih kompetitif di pasar. Pelatihan ini mencakup berbagai topik, seperti manajemen keuangan, strategi pemasaran digital, dan pengembangan produk. Dengan adanya pelatihan ini, mereka dapat belajar tentang praktik bisnis modern yang lebih efisien dan efektif. Selain itu, program ini juga memberikan pendampingan berkelanjutan untuk memastikan bahwa pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan dapat diterapkan dengan baik dalam praktik bisnis sehari-hari.

Keterbatasan akses keuangan sering menjadi hambatan utama bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya. BI menyadari hal ini dan telah meluncurkan program kredit dengan bunga rendah untuk UMKM. Program ini memberikan akses permodalan kepada UMKM tanpa harus terbebani oleh suku bunga yang tinggi. Selain itu, BI memperkenalkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sebuah inovasi pembayaran digital yang memudahkan transaksi. Dengan QRIS, pelaku UMKM dapat menerima pembayaran secara elektronik melalui QR code yang terstandarisasi. Ini tidak hanya memudahkan proses pembayaran tetapi juga meningkatkan keamanan transaksi. QRIS memungkinkan UMKM untuk menjangkau lebih banyak pelanggan yang terbiasa dengan pembayaran digital, termasuk generasi muda yang lebih suka bertransaksi tanpa tunai. BI melakukan sosialisasi dan edukasi tentang penggunaan QRIS, serta menyediakan pelatihan bagi pelaku UMKM untuk mengadopsi teknologi ini. Inisiatif ini membantu UMKM untuk lebih efisien dalam mengelola keuangan mereka dan memanfaatkan peluang pasar yang lebih luas.

Di era digital ini, adopsi teknologi menjadi kunci sukses bagi UMKM. BI mendorong digitalisasi UMKM melalui program "Go Digital" yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan akses pasar UMKM. Program ini mencakup pelatihan tentang penggunaan teknologi digital dalam manajemen bisnis, pemasaran online, dan transaksi elektronik. Digitalisasi UMKM tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga membuka peluang baru bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan menggunakan platform digital, UMKM dapat memperluas jangkauan pemasaran produk mereka ke seluruh Indonesia bahkan ke pasar internasional. Hal ini sangat penting bagi UMKM di Palangka Raya yang sering menghadapi tantangan geografis dalam mendistribusikan produk mereka.

BI juga mendukung UMKM di Palangka Raya untuk masuk ke pasar internasional melalui program "Go Export". Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM tentang cara menembus pasar ekspor, termasuk persyaratan ekspor, strategi pemasaran internasional, dan pemenuhan standar kualitas produk. Dengan adanya program ini, UMKM di Palangka Raya dapat memanfaatkan peluang pasar global dan meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu, program ini juga membantu UMKM untuk meningkatkan kualitas produk mereka sehingga memenuhi standar internasional. Hal ini tidak hanya membuka peluang ekspor, tetapi juga meningkatkan daya saing UMKM di pasar domestik.

Kolaborasi antara BI dan pemerintah daerah sangat penting untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM. Contohnya, pembentukan klaster komoditas seperti cabai dan jarak pagar yang membantu meningkatkan produksi dan distribusi produk UMKM. Selain itu, inisiatif pengembangan sektor pariwisata juga didukung untuk memanfaatkan potensi lokal yang besar.


Dengan berbagai program dan kebijakan yang inovatif, BI berperan penting dalam memberdayakan UMKM di Palangka Raya. Mulai dari pelatihan, akses permodalan, digitalisasi, hingga pengembangan pasar ekspor, semua upaya ini ditujukan untuk memastikan UMKM dapat bertahan dan tumbuh. Kolaborasi yang kuat antara BI, pemerintah daerah, dan pelaku UMKM menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Palangka Raya. Dengan dukungan ini, masa depan UMKM di Palangka Raya terlihat cerah dan penuh harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun