Wakil Bupati Banyumas Bp. Drs. Sadewo Tri Lastiono yang ternyata berkenan hadir dan membuka penggunaan tempat tersebut pun menyambut baik inisiatif Kang Titut menyediakan tempat untuk anak-anak setempat mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
Inisiatif pembangunan Gubug Sawah Cowong Sewu Desa Pangebatan ini muncul setelah melihat situasi sejak pandemi menerpa negeri kita, anak-anak sudah tidak bisa lagi menjalani kegiatan belajar mengajar seperti biasa dan mereka jadi lebih banyak menggunakan gawai.
Banyak di antara anak-anak kita saat ini menggunakan gawai lebih dari 3 jam per hari, bahkan hingga larut malam untuk berbagai keperluan, termasuk bermain game, chatting, mengakses media sosial, dll.
Walaupun memang perangkat teknologi komunikasi itu merupakan solusi yang mutakhir untuk mengatasi kendala komunikasi dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti saat ini, yang masih dalam masa kewaspadaan terhadap virus Covid-19, ada terselip rasa kekhawatiran terhadap dampak buruk penggunaan gawai dan aksesibilitas informasi yang tak terbatas bagi perkembangan mental, emosional, dan kecerdasan sosial di antara anak-anak.
Berangkat dari hal tersebut di atas Kang Titut berharap dapat membantu anak-anak untuk mencegah efek buruk penggunaan gawai yang berlebihan. Ia berharap dapat membantu anak-anak mengurangi rasa ketergantungan pada gawai, dan mengurangi aktivitas-aktivitas di dunia maya yang tidak bermanfaat. Ia juga mendorong anak-anak untuk lebih akrab dengan alam lingkungannya, mengenal seni budaya daerahnya, menjaga budi pekertinya, lebih memahami nilai-nilai luhur masyarakat dan bangsanya.
Untuk lebih jelas, berikut di bawah ini adalah video rekaman suasana pembukaan Gubug Sawah Cowong Sewu Desa Pangebatan, yang didahului dengan atraksi seni Kang Titut di tengah sawah, pada acara yang disebutnya sebagai Daud Beletan.
Catatan
Pandemi Covid-19 telah membawa kita semua ke era penggunaan teknologi dan aksesibilitas informasi yang demikian pesat. Penggunaan gawai yang semakin luas di tengah masyarakat pada saat ini sangat meluas. Ada banyak manfaat yang bisa kita petik, tapi harus diakui ada juga efek negatifnya bagi masyarakat kita. Ini mengingat masih rendahnya kemampuan literasi informasi masyarakat untuk secara baik memilah, dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan dan dapat dipercaya untuk dijadikan referensi. Khususnya bagi anak-anak yang masih dalam masa dan proses menemukan jatidiri.
Apalagi tanpa pendampingan atau pengawasan, anak-anak sangat rentan oleh berbagai dampak negatif meningkatnya aksesibilitas informasi yang tak terbatas bagi kepribadian, tumbuh kembang dan kehidupan sosial anak-anak kita, yang pada gilirannya dapat mendatangkan risiko bagi masa depan bangsa.