Mohon tunggu...
Tri Puji Lestari
Tri Puji Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Menurut saya.. menulis dan membaca adalah sahabat karib yang sulit dipisahkan.Karena keduanya saling berkaitan.Dan salah satu memulainya adalah dengan memaksa diri kita untuk mempelajari keduanya.. dengan begitu.. ide-ide menulis akan berdatangan seiring perjalanan. Uhibbuu iqra' wa aktub.. 📝

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Novel Ketika Embun Merindukan Cahaya (Bab 1)

4 Februari 2021   22:45 Diperbarui: 4 Februari 2021   23:12 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Felix, teman sekamar Fyan  terjaga dari tidurnya. Matanya masih sipit bertanya kepada Fyan , apakah dia baru selesai shalat. Fyan hanya mengangguk  tanda mengiyakan.Felixpun kembali menarik selimutnya dan melanjutkan mimpinya.

         Jam dinding menunjukkan  pukul 02.00 dini hari .Fyan mengintip dibalik tirai.Suasana Saskatoon masih hening dan tenang. Lampu penerang di 1901-7 Street East tampak indah bagai kunang-kunang.Ia lalu membuka jendela.Angin berhembus ke wajahnya.Suhu udaranya cukup dingin, yaitu kuranglebih 11,9°C .Namun baginya , masih cukup nyaman dibandingkan dengan biasanya.Terkadang hingga menembus angka minus 50°C7.Di bulan november -februari suhu memang bisa turun drastis hingga membuat beku.Bahkan , badai salju bisa muncul sewaktu-waktu.

      Fyan mellihat keatas.Kagum atas ciptaanNya.Mahakarya luarbiasa indah.Bulan terang benderang hampir bulat purnama mengambang di langit. Lngit malam begitu mempesona.Banyak lula peristiwa bersejarah yang terekama saat malam.Diantaranya adalah turunnya wahyu kepada nabi Muhammad pertama kali, peristiwa isra' mi'raj dan juga perumusan teks proklamasi negara indonesia. 

      Malam begitu banyak peristiwa bersejarah dengan bulan dan bintang menjadi saksi.Termasuk juga saksi saat Fyan dilahirkan.Menurut cerita emaknya ( ibunya ) ia lahir saat malam menjelang dini hari .Saat terang bulan bulat penuh hampir purnama mengambang tinggi.Malam juga begitu istimewa ketika Sang Maha Pencipta menetapkannya menjadi nama dalam salah satu surah dalam KalamNya.

     Al-lail, sang malam.Penyebutannya begitu menakjubkan sebanyak 92 kali namanya terulang bersamaan dengan kedudukannya urutan ke 92 dalam surah al qur'an .Sungguhini bukan kebetulan. Semua telah diperhitungkan.Dan yang jelas malam telah menjadi selimut setia saat kelelahan usai aktifitas seharian.

    Jum'at dini hari, menjelang akhir bulan juni ini Fyan begitu rindu.Dua tahun berpisah dari emaknya dan 'aini ( adik fyan ). Rasa rindu terasa bermiliar abad lamanya.Rindu selalu menghantuinya untuk membali ke tanah air tercinta.Rindu menghirup udara segar kampung halaman.Berharap dapat segera menikmati indahnya aliran sungai Kuantan.Rindu bersantai di Taman Kota selepas ashar , berteman dengan belaian angin yang begitu menenangkan.Apalagi saat hari mulai senja, suasana semakin indah.Sketsa matahari tenggelam menjadikan suasana Kuantan menjadi penuh romansa.

        Rasanya ia ingin segera pulang.Ia sangat merindukan hari-hari kedepan.Matanya dipenuhi bayang-bayang negeri kesayangan.Ia tak sabar menikmati pemandangan hutan, kebun sawit dan juga jajaran pohon karet di sepanjang jalan.Ditambah lagi, bulan ramadhan yang akan tiba beberapa waktu kedepan. Fyan rindu shalat berjama'ah dan shalat tarawih di masjid megah dan terindah dengan arsitektur menawan Masjid Raya, memberikan sejuta kenangan yang masih ada di benak Fyan.Bangunan itu berdiri gagah tepat di samping lapangan Limuno di pusat kota.Disana pula tempat dishalatkannya jenazah abahnya Fyan.Bukan hanya itu, yang paling dirindukannya adalah masakan emaknya.Baginya masakan emak adalah masakan terlezat di dunia.Apalagi saat ramadhan tiba selalu ada menu istimewa saat berbuka dan sahur.Dan saat menjelang akhir ramadhan, biasanya emaknya Fyan membuat galamari, gajik , lemang dan konji untuk kudapan kebaran.Tak lupa gulai  ciluik di hari raya menjadi andalan menu saat hari raya.

      Fyan melihat kearah trotoar disebuah kios jasmin, nona penjual bunga.Disana ada seorang lelaki tua menampilkan keahliannya memainkan biola dikala senja.Beberapa kali ia menyaksikan dari dekat permainan biola lelaki berkepala hampir botak dengan menyisakan beberapa helai uban di kepalanya.Ia sangat menikmati biola tuanya yang termakan usia Gesekan  biola tuanya itu membangkitkan memori lama.Melodinya membangkitkan kenangan masa lalu.Masa ketika sebuah nada tergores merdu ditangan-tangan gagah abah.Dihening dini hari, seolah terdengar merdu sebuah alunan dawai biola menyerbu ke telinga.Makin lama , nadanya seolah makin jelas.

       Dulu, abahnya Fyan suka memainkan biola menyanyikan sebuah lagu untuknya dan 'aini.Saat akhir pekan, di pelataran rumah bakda ashar , Abahnya tak lepas meliuk-likan biolanya.Fyan paling suka lagu melayuberjuduk "Hitam Manis".Dengan suara yang khas Abanya Fyan mendendangkan dengan merdu dan penuh riang.Sebab, setiap kali Abah menyanyikannya 'aini pasti merajuk.Menangis. Lalu berlari ke emak dan mengadu kalau abah mengejek dirinya.

       " Omak.. Abah jahat .. rengek 'aini.. "  

   Lagunya adalah seperti berikut: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun