Indonesia adalah negara agraris dengan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah petani dan buruh tani, Karena sebagian besar lahan di Indonesia digunakan untuk pertanian, hal ini sesuai dengan pernyataan  Pusdatin kementan (yang mengambil data dari BPS), Pusdatin menyatakan bahwa luas lahan pertanian adalah 39.5 Juta Ha dengan pembagian Lahan Sawah 8.1 Juta Ha, Tegal/Kebun 11.9 Juta Ha, Ladang 5.25 Juta Ha, dan, Lahan yang sementara tidak diusahakan 14.25 Juta Ha.
Tapi apakah kalian mengetahui kehidupan para petani? sebagian buruh tani kehidupannya sangat  memprihatinkan, yaitu sering disebut dengan kata mlarat, hal tersebut terjadi karena mereka hanya memiliki lahan sedikit yang bisa digunakan untuk bertani, untuk menanam kebutuhan pangan mereka sendiri kadang-kadang tidak cukup, menurut observasi di daerah saya khususnya di kabupaten Boyolali buruh tani hanya memiliki luas tanah sebesar 1/8 ha, tanah pertanian hanya bisa ditanami padi tiga kali  dalam setahun.Â
Dalam satu tahun gabah yang dihasilkan hanya sebesar 20 karung, itupun jika cuacanya sangat baik, tidak ada serangan hama wereng, banjir, kemarau, dan lain-lain. Dengan penghasilan kira-kira  kalau dijual hanya laku 6 juta, 6 juta tersebut dalam setahun. Itu belum termasuk biaya beli pupuk, biaya perawatan tanaman, biaya pengairan, biaya obat hama.
Dengan penghasilan tersebut sangat kurang karena rata-rata keluarga dipedesaan terdiri dari 5-7 orang dalam keluarga, karena tidak bisa cukup untuk menghidupi kehidupan mereka, sehingga mereka beralih profesi menjadi buruh banguanan, kuli panggul. Jika keadaan seperti ini terus terjadi julukan Indonesia sebagai negara agraris akan terganti, Karena banyak warga lebih suka merantau dari pada bertani sehingga tanah pertanian menjadi tak terurus, hal tersebut akan mengurangi pasokan beras di Indonesia.
Hal ter sebut juga berdampak pada pendidikan di pedesaan terutama yang bermata pencaharian sebagai buruh tani tidak mampu menyekolahkan anaknya tingkat lanjut, sebagian besar dari mereka hanya bersekolah sampai SMP dan SMA setelah lulus mereka juga akan bekerja menjadi buruh tani dan ada yang merantau ke kota-kota besar seperti di Jakarta dengan iming-iming dari tetangga yang sudah merantau ke kota besar terlebih dahulu.
Dengan mereka melakukan urbanisasi menuju ke Jakarta akan menimbulkan masalah yang sangat kompleks di Jakarta, perpindahan penduduk dari desa dengan tidak dibekali ketrampilan yang memadai akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga mereka hanya bekerja seadanya, mereka menjadi buruh bangunan, kuli panggul, asisten rumah tangga, pekerja sapu jalanan, dengan hasil dari pekerjaan tersebut mereka tidak mampu menyewa kontrakan yang layak sehingga mereka mendirikan rumah dibantaran sungai, rumah dibantaran sungai ini rawan dengan musibah banjir, banjir ini terjadi karena warga sekitar membuang sampah langsung pada sungai hal tersebut menghalangi laju air sehingga terjadilah banjir dan menyebabkan daerah kumuh.
Dampak lain dari urbanisasi adalah meningkatnya tindakan criminal, seperti pencopetan, pencurian hal ini terjadi karena mereka tidak mempunyai penghasilan dan mereka membutuhkan makan untuk kelangsungan hidup serta sudah ditunggu oleh anak-istri dirumah sehingga mencopet adalah jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan mudah.
Jadi ini salah siapa?
Dengan adanya permasalaha yang komplek didaerah perkotaan tersebut maka harus ada program pemerintah untuk para butuh tani sehingga kehidupan mereka bisa tercukupi dan tidak melakukan urbanisasi ke Jakarta dan kota lainnya.
Program tersebut adalah:Â
- Memberi pinjaman tanah, memberi pinjaman tanah disini maksudnya adalah pemerintah menyediakan lahan pertanian untuk dikelola penduduk dengan membayar sewa selama setahun sekali dengan sewa yang tidak memberatkan, dengan peminjaman tersebut para buruh tani akan bersemangat menggarap tanah tersebut Karena sawah tersebut dirasa cukup  dibandingkan luas tanah sebelumnya  dan penghasilan dari tanah tersebut dirasa cukup untuk menghidupi keluarganya
- Memberi bantuan pupuk, benih dan alat bertani, Dengan adanya bantuan ini para petani akan merasa semangat dalam bertani Karena bantuan ini akan mengurangi pengeluaran petani
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, yaitu dengan cara melalui penyuluhan serta upaya meningkatkan kualitas SDM petani melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pertanian sehingga pengetahuan informasi dan teknologi pertanian dapat meningkat
- Mengadakan ketrampilan di setiap RT, Program ini sangat membantu warga, misalnya dengan diadakan kursus menjahit  nseminggu sekali dibalai warna, kemudian diajari cara yang baik berdagang, membuat kerajianan dari bahan bekas, dengan pelatihan-pelatihan tersebut sehingga warga akan bisa menghasilkan uang sebagai tambahan dari hasil buruh tani
- Pemerintah memberi sosialisasi pentingnya sekolah di tingkat lebih lanjut, Karena sebagian dari penduduk desa hanya bersekolah sampai  jenjang SMP dan SMA mereka khawatir tidak bisa membiayai biaya kuliah, padahal jika mereka niat dan sungguh-sungguh di Perguruan tinggi banyak menyiapkan beasiswa seperti bidik misi, beasiswa ini adalah beasiswa bagi warga kurang mampu engan membayarkan biaya semesteran serta memberikan  uang saku Rp. 600.000 selama sebulan, Karena jika hanya mengandalkan  lulusan SMP atau SMA  maka akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, jika mereka kuliah pasti kehidupan mereka akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, Karena sudah mendapat cukup ilmu, ketrampilan, pengalaman berorganisasi, sehingga pemerintah harus gencar-gencarnya memberi penyuluhan minimal sebulan sekali
Dengan program-program tersebut penduduk desa akan lebih baik, apakah adil jika penduduk desa makan sehari-hari susah sedangkan pemerintah lebih terfokus pada  pembangunan, padahal Indonesia pasok berar terbesar ke 3 di asia. Apa kita hanya akan mengimpor beras terus? Tentu saja itu sangat tidak diharapkan.