Mohon tunggu...
Stephany Gracia Barias
Stephany Gracia Barias Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengelolaan Konflik Masyarakat: Kasus dan Resolusi yang Bijaksana

26 Desember 2024   00:08 Diperbarui: 26 Desember 2024   00:08 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Konflik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang plural, konflik sering muncul akibat perbedaan kepentingan, pandangan, dan nilai-nilai. Namun, hal yan terpenting bukanlah keberadaan konflik itu sendiri, melainkan bagaimana kita mengelolanya. Sebuah pendekatan cerdas, kreatif, dan bijaksana dapat mengubah konflik menjadi peluang untuk memperkuat solidaritas.

Indonesia, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, menawarkan banyak pelajaran berharga tentang pengelolaan konflik. Salah satu kasus yang patut menjadi perhatian adalah konflik tanah adat di Kalimantan Barat, yang mencerminkan tantangan antara tradisi lokal dan modernitas.

Di Kalimantan Barat, isu tanah adat menjadi salah satu pemicu utama konflik. Ketika perusahaan perkebunan atau pertambangan mendapat izin untuk mengelola lahan adat tanpa melibatkan masyarakat lokal, gesekan tak terelakkan. Penyebab utama konflik diantaranya:

1. Ketidakpastian Hukum

2. Kepentingan Ekonomi

3. Minimnya Dialog

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencatat bahwa "sebagian besar konflik tanah adat di Indonesia dipicu oleh ketidakjelasan hukum dan lemahnya pengakuan atas hak ulayat masyarakat adat." Pernyataan ini menunjukkan pentingnya pendekatan hukum yang jelas. Sehingga hal ini memberikan dampak seperti:

1. Polarisasi

2. Kerugian Ekonomi

3. Kerusakan Lingkungan

Pendekatan yang komprehensif sangat penting dalam menyelesaikan konflik seperti ini. Beberapa langkah berikut dapat menjadi solusi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun