Mohon tunggu...
Penaku Laylie
Penaku Laylie Mohon Tunggu... Seniman - Aku Bernafas Maka Aku Ada - Tri Murti

Malaikat Bumi • Tri Murti • Inpeek Buku Perdanaku: Semangat Aku, kamu dan Kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sebut Saja Namanya Mawar

20 Maret 2023   01:54 Diperbarui: 20 Maret 2023   01:58 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Udara dingin menerpa.
Selimuti raga gadis yang masih terjaga.
Memeluk malam tanpa banyak kata.
Sang mawar masih mewangi dalam takdir-Nya.

Di balik kamar bambu.
Sang mawar masih diam dan menunggu.
Seraya melihat jam dinding sebagai penanda waktu.
Mengamati dengan penuh kesadaran bahwa semua perihnya akan berlalu.

Sang mawar tersenyum merasakan bahagia.
Dirinya sadar bahwa kesempatan hidup masih diberikan Tuhan Sang Maha Cinta.
Walau butiran air mata yang hangat terkadang menghiasi ruang waktu yang tersedia.

Ketika malam beranjak sunyi.
Sang mawar kembali merenung tentang arti hidup ini.
Seraya menguatkan hati.
Bahwa jelmaan segala tampak mata yang datang menghampiri, adalah dualitas keadaan dalam kehidupan yang harus dijalani dan dipahami.


Ponorogo, Penaku Laylie
20/03/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun