Mohon tunggu...
Trio Bayuw
Trio Bayuw Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Balik Novel "Surga yang Tak Dirindukan"

27 Februari 2018   17:02 Diperbarui: 27 Februari 2018   17:11 4372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

David mulai tidak sabar. Laki laki itu mendorong tubuhku dengan keras hingga terjatuh keranjang.

...

"Dasar perempuan nakal! Sundal!"

Aku tak jadi menangis menyadari David tidak memerkosaku.

Dari penggalan cerita tersebut kita bisa melihat kondisi yang terjadi pada Mei Rose pada saat itu.

Menurut saya sebuah novel akan menantang apabila alur yang digunakan juga menantang. Alur campuran adalah alur yang cukup memantang untuk saya. Novel ini menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan mundur. Sehingga novel ini cukup menantang bagi saya untuk dibaca. Setiap bab akan membahas permasalahan yang berbeda. Misalnya pada bab 1 akan membahas kondisi Arini yang sedih akan apa yang telah dilakukan oleh Pras. bab kedua membahas bagaimana Pras dan Arini bisa bertemu sewaktu kuliah. Begitu juga dengan bab 3 akan membahas masa kecil Mei Rose yang diperlakukan seperti pembantu oleh Aie tantenya. Alur seperti inilah yang membuat kita untuk berpikir dan berimajinasi lebih dalam agar dapat mengikuti alur cerita dengan baik. Mebahas masalah cerita, tidak perlu diragukan. Karena penyajian latar yang baik membuat cerita mudah diaplikasikan dengan kehidupan sehari hari. Kita akan membahas tentang latar tempat. Latar tempat sendiri berada di masjid al-ghifari, rumah arini, rumah ibu, rumah Aie, kampus dan kamar kost. Kebanyakan adegan dalam novel berada di rumah Arini. Dari banyaknya latar tempat, ada satu tempat yang selalu teringat dibenak saya, yaitu tempat Arini menulis. Tempat itu selalu menjadi pelarian Arini dikala ia tidak tau harus berbuat apa. Tempat dimana ia menumpahkan semua kesedihan dan amarahnya kepada Pras. Saya akan sedikit mengutip bagaimana keadaan Arini saat berada diruang tersebut, "Jemari Arini terhenti. Novel yang tak kunjung selesai. Air mata kembali jatuh". selain itu ada satu tempat yang mungkin tidak muncul banyak dalam novel. Masjid al-ghifari, tempat dimana Arini dan Pras bertemu kembali setelah lama tidak mengetahui satu sama lain. Beralih ke latar waktu. Tentunya semua latar waktu digunakan untuk kelengkapan isi dari novel ini. Pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Selanjutnya adalah latar sosial. Untuk beberapa orang baru seperti saya, mungkin latar sosial adalah hal yang asing didengar. Pemeran utama dalam novel ini memiliki latar belakang sebagai wanita berpendidikan dengan berdasarkan agama. Begitu juga dengan pemeran Pras yang berpendidikan agama kuat. Kedua orang tua mereka juga mengajarkan hal hal baik yang selalu berpedoman pada agama. Sehingga saat masalah yang bisa dibilang cukup besar muncul, jalan cerita yang disajikan penulis berbeda dengan apa yang umumnya masyarakat lakukan. Mungkin apabila penulis memberikan latar belakang pada tokoh sesuai pada umumnya, jalan cerita akan menjadi brutal dan menimbulkan lebih banyak masalah. Novel ini memberikan jalan cerita sendiri yang bisa membuat kita tidak tahan dengan perbuatan keduanya. Karena kedua tokoh selalu bersabar dan memegang teguh dasar agama. Pada keseluruahan novel ditunjukkan penggunaan nama tokoh yang paham betul dengan jalan cerita. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa novel tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu.

Unsur ekstrinsik adalah pengaruh besar penulisan sebuah novel, meskipun tidak dimasukkan kedalamnya. Sebuah latar belakang seorang penulis akan berpengaruh besar dengan hasil dan emosional novel. Novel surga yang tak dirindukan ditulis oleh Asma Nadia. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 26 maret 1972. Asma Nadia adalah seorang penulis aliran novel dan cerpen yang memiliki seorang suami dan tiga orang anak. Selain novel ini, ia memiliki sebuah karya terkenal lainnya yaitu assalamualaikum Beijing. Asma Nadia memiliki pendirian yang sangat kuat, lemah lembut dan sabar. Keinginan besarnya untuk tetap menulis didukung oleh keluarga dan sahabat dekatnya. Ia merupakan adik dari seorang penulis Helvy Tiana Rosa. Asma adalah anak kedua dari pasangan Ami Usman dan Maria Eri Susanti, seorang mualaf keturunan tiongkok yang berasal dari Medan. Ia berhasil mendapatkan beberapa penghargaan dan hadiah dibidang sastra. Bahkan cerpen ciptaannya yang berjudul imut dan koran gondrong berhasil menyabet juara satu menulis cerita pendek islami atau LMCPI tingkat nasional yang diselenggarakan oleh majalah aminda tahun 1994 dan 1995. Selain itu, bukunya yang berjudul rembulan dimata ibu berhasil meraih penghargaan adikarya dalam kategori buku remaja terbaik tahun 2001. Banyak sekali penghargaan yang telah ia capai selama menjadi seorang penulis. Asma juga pernah mengikuti  pertemuan antara sastrawan yang diselenggarakan di Brunei Darussalam dan workshop kepenulisan novel yang diselenggarakan majelis sastra asia tenggara atau MASTERA. Selain menjadi seorang penulis, ia juga sibuk mengetuai atau pendiri forum lingkar pena yang merupakan forum kepenulisan untuk para penulis muda. Telah banyak pencapaian mungkin adalah salah satu alasan Asma tidak ingin berhenti untuk tetap berkarya. Surga yang tak dirindukan adalah karya kesekian Asma sepanjang sejarah, hingga novel ini diangkat kelayar lebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun