Berbagai kampanye negatif menerpa Prabowo. Mulai dari penculikan dan pelanggaran HAM, soal berhutang, sampai soal istri. Terakhir adalah soal Prabowo adalah seorang psikopat seperti yang dilontarkan oleh mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono.
Hendro mengklaim dirinya tahu akan situasi psikologis Prabowo karena dia pernah menjadi atasan Prabowo. Banyak orang terperangah dengan tudingan Hendropriyono itu. Pasalnya itu adalah penilaian itu sangat tidak fair karena membunuh karakter dan bertumpu pada masa lalu.
Hal itu dikemukakan oleh pakar psikologi Universitas Indosesia (UI), Dewi Haroen. Dia menjelaskan setiap orang adalah pribadi yang bisa berubah dan berkembang, tidak hanya secara fisik tetapi juga mental, sehingga tidak adil jika penilaian hanya mengacu pada masa lalu.
"Tidak fair dong menilai (Prabowo) dari masa lalunya, tanpa membandingkan dengan keadaan saat ini," kata Dewi. Menurutnya, Prabowo yang berlatar belakang militer dengan kebiasaan disiplin dan tegas kini telah berbeda pascamenanggalkan seragam militer TNI miliknya. Prabowo lanjut Dewi, saat ini merupakan seorang sipil yang berprofesi sebagai pengusaha.
"Saya kira Prabowo tidak seperti yang dituduhkan. Lihat Prabowo hari ini. Dia tidak lagi segarang ketika di militer, murah senyum, mudah berbaur, dan tentunya hidup normal seperti masyarakat banyak," bebernya. Dewi melanjutkan, jika merujuk pada teori psikologi, penyakit kejiwaan disebabkan oleh berbagai faktor, yakni lingkungan (sosial, budaya, pendidikan) dan faktor genetik.
Reaksi keras juga dilontarkan oleh sala satu tim sukses Prabowo – Hatta , Letjen Purn Suryo Prabowo. "Kami berterima kasih Pak Hendropriyono menuding Pak Prabowo gila. Saya sudah 40 tahun dampingi Pak Prabowo dalam segala situasi," kata Suryo. "Bagaimana tidak 'gila', Pak Prabowo yang berkali-kali telah mereka bunuh karakternya, tidak mati bahkan mampu bangkit dan tampil lebih prima," kata Suryo.
Tuduhan keji dan tidak fair itu akhirnya dilaporkan oleh Flobamora Institut ke Mabes Polri. Mereka melaporkan mantan Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono. "Yang akan kita persoalkan ini pernyataan yang sangat menyesatkan dan membahayakan. Karena beberapa hari yang lalu tim dokter (dari RS Gatot Subroto) baru saja meloloskan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai capres dan cawapres," terang penasihat Flobamora Institut, Alfons Loemawu.
Memang tidak fair.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H