Oleh : Dr. Tri Niswati Utami, M. Kes
 Masih ingat saat masyarakat di Surabaya selama hampir lebih satu minggu dihebohkan dengan wabah penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga bernama "tomcat"? yah, kejadian ini pada tahun 2016 penyakit ini menyerang penduduk yang tinggal di wilayah pertanian.Â
Tak hanya di Surabaya, ternyata hewan ini telah merambah ke daerah lain: Jogjakarta, Serpong, bahkan di luar Propinsi Jawa hingga ke Bali, Sumatera dan Palu. Akibat penyakit yang disebabkan serangga tersebut kulit melepuh, rasa panas seperti terbakar, demam dan gatal. Gejalanya hampir mirip dengan penyakit herpes.
Sebenarnya penyakit akibat tomcat dalam istilah medis disebut dermatitis paederus, adalah iritasi kulit setelah kontak dengan serangga genus paederus sp. Dermatitis ini ditandai dengan rasa panas seperti terbakar, kemerahan pada kulit, gatal, disertai munculnya gelembung (bullae) dan lama-kelamaan menjadi nanah.
Apa itu Tomcat? Serangga ini jika diamati seperti hewan yang mirip lebah, semut dan kalajengking. Bagian belakang tubuhnya mirip lebah dan kalajengking sedangkan bagian depan tubuhnya mirip semut.Â
Ukuran tubuh hewan ini pun sangat kecil panjangnya berkisar 7 -- 10 mm dan lebar 0,5 -- 1 mm. Hewan ini mempunyai nama asli Paederus sp. bukanlah binatang langka, ia hidup dan tersebar dibeberapa negara India, Brazil, Kolombia, Taiwan, Indonesia dan Malaysia. Paederus adalah predator pemangsa wereng, musuh utama petani sehingga hewan ini banyak ditemui didaerah pertanian.
Disatu sisi keberadaan paederus membawa manfaat yang besar bagi manusia namun disisi lain hewan ini juga menimbulkan penyakit bagi manusia. Bagaimana hewan ini menyebabkan penyakit? Apakah gigitan hewan ini berbahaya?Â
Sebenarnya penyakit yang ditimbulkan oleh paederus bukan akibat gigitan serangga tersebut, tetapi karena kulit kontak dengan zat yang berasal dari tubuh paederus. Didalam tubuh paederus terdapat butiran darah yang disebut dengan haemolymph.Â
Butiran darah ini berfungsi mengangkut oksigen, zat makanan dan sistem pertahanan tubuh. Dalam haemolymph terkandung senyawa amida yang disebut dengan paederin mempunyai susunan rantai kimia : (C25 H45 O9 N).Â
Dilihat dari susunan rantai kimia tersebut dominan molekul H menyebabkan senyawa ini bersifat sangat asam, kandungan zat asam yang tinggi dapat mengiritasi kulit.
Ketika serangga ini menempel pada tubuh manusia, secara reflek ditepuk/pukul sehingga senyawa amida; paederin akan keluar dari tubuh paederus. Jika kulit kontak dengan paederin akan terjadi iritasi hebat, muncul lesi pada kulit mirip cacar air, herpes zoster atau herpes simplex.