Perawat Cerdik Taat Kode Etik

Keperawatan adalah salah satu profesi yang sudah tidak asing lagi dalam dunia kesehatan. Dari waktu ke waktu, keilmuan dalam profesi ini terus mengalami perkembangan. Profesi keperawatan merupakan sebuah profesi profesional yang utuh karena profesi ini mempunyai tubuh pengetahuan yang jelas (Potter dkk, 2017). Selain itu, profesi keperawatan ini juga memiliki tanggung jawab, otonomi dan kode etik dalam pelaksanaannya sebagai pemberi asuhan keperawatan baik kepada klien individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Awal berkembangnya profesi keperawatan di Indonesia adalah sejak masa kolonial Belanda. Pada tahun 1819, didirikan Rumah Sakit Stadverband di Jakarta. Pelayanan Rumah Sakit tersebut berpindah ke Salemba dan mengalami perubahan nama menjadi RSCM pada tahun 1919. Kemudian, pada tahun selanjutnya, diikuti oleh berdirinya beberapa rumah sakit yang lain, begitu juga dengan sekolah-sekolah keperawatan di Indonesia.

Perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami masa ketidakstabilan hingga tahun 1972. Pada tanggal 17 April 1974, lahir sebuah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Seiring perkembangan keilmuan, dibukalah secara resmi pendidikan S1 Keperawatan pertama dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia pada tahun 1985. Dengan terus berkembangnya jaman dan tuntutan masyarakat akan kebutuhan layanan kesehatan, hingga saat ini telah tercatat bahwa pendidikan keperawatan di Indonesia dapat ditempuh hingga jenjang S3 Keperawatan. Berbagai ilmu spesialisasi bisa diperoleh pada jenjang penididikan tersebut. Dengan adanya jenjang S3 ini, diharapkan pelayanan keperawatan yang diberikan juga semakin komprehensif dan profesional.

Selain ilmu yang harus ditingkatkan, seorang perawat juga harus tetap menjaga citra dirinya dengan menjunjung tinggi kode etik keperawatan. Kode etik ini akan menempatkan seorang perawat agar tetap menjadi profesional. Dalam menjalani profesinya, seorang perawat seringkali dihadapkan dengan keadaan yang menimbulkan masalah etik. Salah satu sebab timbulnya masalah etik adalah karena dampak negatif dari perkembangan teknologi. Namun, dengan tetap menjunjung tinggi kode etik, maka seorang perawat akan tetap bisa menjaga nama baik profesi maupun tempat praktik perawat tersebut berada.

Dalam Buku Pedoman Perilaku Sebagai Penjabaran Kode Etik Keperawatan yang diterbitkan oleh Dewan Pengurus PPNI Tahun 2017, telah diatur bagaimana seorang perawat  menerapkan kode etik selama melaksanakan praktik klinik. Dalam pedoman tersebut, dijelaskan secara rinci perilaku yang dapat dinilai dari seorang perawat profesional yang terbagi menjadi lima kategori yang berbeda namun saling berkaitan. Kategori tersebut meliputi hubungan perawat dengan klien, hubungan perawat dengan praktik, hubungan perawat dengan rekan sejawat, hubungan perawat dengan masyarakat dan hubungan perawat dengan profesi. Masing-masing kategori memiliki batasan tertentu yang harus dijalankan oleh seorang perawat profesional selama melaksanakan praktik keperawatan baik secara mandiri maupun praktik di layanan kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah Sakit tempatnya bekerja.

Pada akhirnya, seorang perawat harus bisa beradaptasi dengan keilmuan yang terus mengalami perkembangan. Selain itu, dalam pelaksanaannya juga harus diiringi dengan kepatuhan menjalankan kode etik keperawatan yang ada. Sehingga, dengan hal-hal tersebut, diharapkan seorang perawat mampu menjaga citra positifnya sebagai pemberi asuhan kepada klien baik individu, keluarga kelompok maupun masyarakat secara profesional, handal, cerdas dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P. A., Perry, A. G., Hall, A. & Stockert, P. A. (2017). Fundamentals of Nursing. Ninth Edition.Elsevier Mosby.

Yetti, K., Ely, A., Sumijatun., Asmara, G., Sudarsana, I. D.A.K, Sudibyo, Y.W.,  M. Bakaruddin, Fadhillah, H., Mustikasari, Aprisunadi, Azzam, R.  (2017). Pedoman Perilaku Sebagai Penjabaran Kode Etik Keperawatan. DPP PPNI