Mohon tunggu...
Tri Murtilawati
Tri Murtilawati Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang Guru yang mengabdi dan mendedikasi sebagai guru ABK di SLB N Lubuklinggau Kota Lubuklinggau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kutitipkan, di Mana Anakku?

28 Mei 2023   21:33 Diperbarui: 28 Mei 2023   21:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu saat anakku masih kanak-kanak(3-4) sering ku ajak ke sekolah, dimana tempat ku mengajar. Setiap pagi anakku nangis mau ikut aku ke sekolah, padahal saat itu aku masih honor dan mengajar di kelas 1 SDLB,  bisa di bayangkan betapa repot nya bila di ajak sambil mengajar. Ternyata  tidak,saat itu anak ku usia 4 tahun, setiap pagi saat sampai di kelas, anak ku  mengerti  sekali apa yang pertama di lakunya, yaitu mengambil sapu untuk menyapu kelas membantu aku yang setiap pagi menyapu sebelum murid lain datang. Dan setiap aku memberi  pelajaran anak ku duduk di kursi murid siap untuk belajar seperti murid lainnya. Pelajaran yang ku berikan untuk murid ku, anakku selalu mengerjakan dan belajar seperti  belajar baca, tulis dan hitung,seperti murid yang lain.  anakku tidak mengganggu ku mengajar dan yang lainnya. 

Saat itu aku mengajar anak tunagrahita sedang anak ku berteman dan bergaul seperti biasa, anakku belum mengerti, bila murid adalah murid yang berkebutuhan khusus, suatu ketika anak ku berbicara menggunakan bahasa isyarat Di rumah karena di sekolah ada murid tunawicara berteman pada anakku. lalu ku beri pengertian bahwa mereka tidak bisa bicara seperti kita karena mereka ada hambatan sehingga harus berbicara pakai. Isyarat. Namun bila tidak ada hambatan maka   kita  bicara seperti biasa saja. 

Sejak saat anak tidak lagi bicara. Menggunakan bahasa isyarat bila di rumah . Karena sering ikut aku mengajar  di sekolah anakku  umur 4 tahun sudah Bisa membaca. Menulis dan berhitung. Aku senang sekali, berkat sering Ikut memgajar. Saat itu kepala sekolah tidak komplin karena bawa anak ke sekolah.  Menurut ku, sekolah merupakan rumah kedua bagi guru, Sehingga perlu membri rasa nyaman dan tenang bagi  Guru seperti guru merasa tenang saat anak mereka yang masih usia balita masih perlu pengawasan ada di depan mata mereka, tampa merasa waswas Seperti bila anak di titip kan di tempat penitipan atau pemgasuh.

Namun lain hal nya bila guru tersebut diperbolehkan membawa anaknya ke se kolah atau tempat kerja tentunya akan tenang dalam  Bekerja sehingga  akan menimbulkan kinerja yang baik unutk sekolah. Dengan catatan pihak sekolah harus peduli dengan anak guru, seprti menyediakan tempat atau ruang khusus untuk anak-anak guru tersebut sehingga tidak mengganggu guru tersebut daat tugas mengajar di kelas.

Alangkah baiknya bila pihak sekolah menyediakan semacam tempat penitip khusus anak guru. Karena guru juga harus mendidik dan mengajar anak sendiri setelah mendidik dan Mengajar anak. Murid, yang merupakan anak bangsa yang nanti akan jadi penerus bangsa untuk. Lebih maju lagi... 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun