Sejatinya hidup adalah tempatnya masalah bernaung. Dari yg kadarnya ringan sampai yg terasa berat. Masalah adalah sarana untuk belajar. Belajar agar kita bisa menempa pribadi sendiri, jika kita mau untuk berpikir, bersabar dan berusaha.
Saat masalah melanda, kadang kita meratapi bahkan mengutuk diri karena kondisi. Merasa menjadi makhluk yg palig rugi. Merasa Tuhan telah kejam dgn memilihkan takdir ini. Tapi jika kita mau melihat ke luar sana, banyak mereka yg ternyata memiliki masalah yg sama beratnya.Â
Bahkan tak sedikit mereka yg berada diposisi serba nelangsa, mengetahui ceritanya saja sudah membuat kita merasa jauh lebih sedih dr yg punya masalahnya. Lalu jika menengok lg ke arah lainnya, tak jarang pula mereka yg kita lihat tanpa masalah, maka seadanya pula kualitas pribadinya. Lain ladang lain ilalang, lain tempaan lain pula wataknya.
Kita, mereka, adalah sama. Jika ingat dl guru ngaji pernah berkata, semua masalah dialami manusia hakikatnya adalah sebagai ujian. Bak saringan yg hanya akan menyisakan butir2 pilihan yg akan terpakai. Dan membuang semua sisa2 yg tak diperlukan. Kemudian, pernah jg dl guru ngaji menjelaskan tentang hal ini.Â
Bahwa ujian dan kesulitan adalah sarana Tuhan untuk mengetahui siapa yg lebih baik diantara kita manusia. Tentunya karena ujianlah kita semua akan tersaring menjadi manusia pilihan yg kuat karena kesabaran. Karena kebersyukuran. Karena akal sehat yg memilihkan jalan terbaik yg diridhoiNya.
Semoga. Kita sebagai manusia tetap selalunya tersadar, memuarakan segenap hati dan perasaan hanya pada sang Pencipta. Hingga tatkala masalah melanda entah dengan kadar yg ringan ataupun berat, patutlah ingat bahwa tiada lupa untuk berserah. Dalam kesabaran, kebersyukuran, dan fokus dalam jalan yg diridhoiNya. Semoga lulus menjadi manusia pilihan yg terbaik diantara manusia lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H