Mohon tunggu...
Tri Meilani
Tri Meilani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Anak Rantau

8 April 2017   19:27 Diperbarui: 21 April 2017   10:00 3272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebersamaan merupakan hal yang sangat berharga demi kami anak rantau, terutama kebersamaan bersama keluarga. Memiliki kebahagiaan tersendiri saat kami berada di tengah-tengah mereka. Namun apadaya keadaan yang harus memisahkan kami. Kesepian, kesendirian dan kerinduan adalah hal yang akrab dirasakan oleh kami anak rantau. Saat jauh dari orang tua, kami menyimpan permasalahan dan kerinduan kami sendiri tanpa harus bicara langsung pada mereka. Namun tidak pernah kami bagi keluh kesah yang terlalu berat itu.

Bila jauh dari orang tua, kami lebih memilih menceritakan hal yang baik-baik saja. Sebab kami tidak mau permasalahan mereka di tanah rantau semakin membebani pikiran mereka.

Ibu, walaupun kita berjauhan. Aku berjanji sekuat tenaga akan membahagiakanmu. Doa di setiap sujudmu selalu menyertai setiap langkahku menuju kesuksesan itu ”                                                                                                     "teruntuk ibuku, terimakash atas semua yang kau berikan kepadaku"

Merantau bukanlah perkara sederhana. Jauh dari orang tua adalah hal yang paling sulit dijalani. Namun, berbahagialah mereka yang sedang berada di tanah rantau, semakin jauh dari orang tua, hati mereka justru semakin dekat.

Sejujurnya kesedihan terberat yang ada di hati anak rantau adalah jauh dari ibunya. Namun di lubuk hatinya pula, anak rantau percaya bahwa orang yang akan dia bahagiakan selain ayah adalah ibunya. Pada saat jauh dari Ibu barulah merasakan betapa berartinya seorang Ibu. Kasih sayang nya yang selalu dirindukan. Hingga suatu saat masakan Ibulah yang kami Rindukan.

Sebab ketika pulang kembali ke tanah rantau, tidak ada yang tau apakah besok masih bias berkumpul kembali

Dalam diam dan kesepian  kami para perantau memiliki mimpi yang sangat besar, tentu ada pengorbanan yang sangat besar. Salah satunya rindu pada  tanah kelahiran.

Saat sakit menerpa jarang kami terus terang pada orang tua. Kami tidak mau mereptkan orang tua dengan banyak keluhan. Bila ditanya mengenai kabar, kami akan selalu menjawab bahwa kami selalu sehat. Itulah yang sebenarnya ada dihati anak rantau.

Hanya orang tua hebat yang merelakan anaknya pergi merantau. Orang tua tahu bahwa sangat berat melepaskan anaknya pergi ke tanah orang. Tapi disitulah kehebatan orang tua, melepaskan anaknya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik dibandingkan tinggal bersamanya.

I LOVE YOU AND I MISS YOU MOM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun