KELEKATAN, SUMBER UTAMA KETIDAKBAGAHIAANÂ
Anda pernah merasa sangat kecewa karena barang berharga Anda hilang atau dicuri? Anda pernah begitu sedih karena kehilangan orang-orang terdekat yang sangat dicintai? Anda pernah merasa kesepian karena ditinggal oleh pasangan? Anda merasa takut dan khawatir terhadap hal-hal di masa yang akan datang? Atau Anda sering kecewa karena kejadian yang Anda alami jauh dari keinginan dan harapan?
Kalau jawabannya adalah YA, berarti Anda memiliki "KELEKATAN". Menurut KKBI, lekat berarti sangat erat menempel. Mengapa Anda merasa kecewa, sedih, takut, dll karena hal-hal di atas sangat erat menempel di hati Anda. Anda menempatkan dunia di dalam hati Anda, di dalam pikiran Anda, di dalam genggaman tangan Anda. Erat sekali. Lekat sekali. Inilah sumber ketidakbahagiaan dalam hidup Anda.
Jika kita ingin memperoleh kebahagiaan dalam hidup ini, setidaknya kita perlu memahami beberapa hal berikut ini:
Hati bersifat spiritual
Hati adalah elemen rohani, oleh karena itu ia hanya bisa diisi oleh hal-hal yang bersifat spiritual. Â Seperti iman, syukur, sabar, tawakkal, dzikir, kebaikan, kehadiran Tuhan, dll. Ia tidak mungkin diisi oleh uang, harta-benda, pasangan hidup, dan perihal duniawi lainnya. Karena kelak yang akan kembali kepada Tuhan adalah ruh kita, sementara kepemilikan dunia mau tidak mau akan kita tinggalkan. Apa yang bisa ditampung oleh hati kita merupakan bekal menuju kehidupan setelah mati.
Dunia hanyalah senda-gurau dan permainan
Menurut Al Qur'an, dunia ini tak lain hanyalah senda-gurau dan permainan. Kalau demikian, untuk apa kita terlalu serius dengan perihal dunia. Mengapa kita harus mati-matian dalam mengumpulkan uang; mengapa kita mesti banting tulang dan peras keringat dalam menumpuk harta-benda; mengapa kita harus memaksakan kehendak kepada orang lain (harus begini-harus begitu); mengapa kita sangat menginginkan kesempurnaan; mengapa pula dunia mesti berjalan sesuai dengan keinginan kita?
Kalau dunia hanya senda-gurau dan permainan, mari kita lebih santai, berdamai dengan takdir, menerima kondisi dan keadaan apapun, tidak terlalu menuntut dan memaksakan kehendak, dan seterusnya.
Lahir tidak membawa apa-apa, mati pun demikian