Melatahkan diri menulis perihal politik walau buta perpolitikan tidak membuat kekurangan akan bahan untuk menuliskan kedua pasangan cagub DKI Jakarta yang akhir - akhir ini bagai selebriti kondang dengan sensasi pamer aurat. Terus terang perihal ini menjadi gaung dan memantul kemana - mana sehingga tiada hari tanpa permasalahan dan masalah kedua pasangan cagub DKI Jakarta yang fenomenal ini karena mengimbas dan menyeret - nyeret seorang raja.
Ada apa dengan FOKE - JOKOWI? keduanya tidak ada apa - apanya, akan tetapi lebih banyak mereka berdua adalah korban penggorengan berita oleh mass media. Masalah apa saja di negeri ini kalau tidak digoreng dan dibumbui rasanya kurang maknyos.
Seperti masalah - masalah sepele yang kadung digoreng hingga garing, contoh kasus BLBI, bailout bank Century, mafia pajak, MSG, Hambalang, Korlantas dan yang terakhir ditimpa masalah kesialan menyangkut suap bupati Buol - Toli Toli, HM.
Kembali ke masalah sebuah partai yang plintat plintut dalam rel perjuangannya, dikatakan bahwa yang didukung untuk pilgub putaran ke dua ini visi misinya sejalan dengan madzab partainya, maka partai tersebut wajib mendukungnya, hebat! Dalam hal ini berlaku hukum alam, didalam perpolitikan tidak ada kawan abadi yang ada hanyalah kawan untuk kepentingan sesaat. PKS pernah mendukung secara allout dan total waktu Jokowi mencalonkan diri sebagai Walikota Solo, dan berhasil. Untuk hal ini maka PKS, kepala mendukung Foke - Nara akan tetapi perut dan ekornya ikut Jokowi - Ahok.
Oh ya, tulisan ini bukan masuk klasifikasi penggorengan berita atau sama dengan kasus - kasus goreng saham yang banyak dipraktekan di lantai bursa saham, dimana saham - saham yang masuk kelompok fail itu, dan agar kiranya saham itu moncer harganya, maka praktek penggorengan diberlakukan agar saham tersebut bisa grow up setelah itu harga saham kembali terjun bebas sampai kedasar jurang lagi akan tetapi para pialang sudah meraup keuntungan yang tinggi sekali dan tinggalah para investor yang ganti gigit jari. Dengan sepeninggal PKS ke lain hati, kadang Jokowi tercenung sendiri sambil mendendangkan lagu.... Sementara Sinar matamu perlahan mulai rabun Suara putaran pertamaku Mengalunkan melobby tentang koalisi Ada hati Membara erat bersatu Getar seluruh jiwa Tercurah saat itu Koalisi ini Janganlah cepat berlalu Koalisi ini Ingin kukenang selalu Hatiku hancur cur Karena calon lain disampingmu Hatiku remuk muk Karena si kumis bersamamu
Bersamamu....ang Ombak dilautan yang kian menepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H