Sebut sosok ini dengan nama samaran Garong(42Th) yang sudah malang melintang didunia curanmor dan pembobolan rumah dan lain-lainnya. Penjara dengan lantai dingin tidak membuat jerah begitu panasnya pelor petugas tidak membuat kapok sang Garong (42Th).
Meski sudah berumah tangga dan mempunyai anak semata wayang yg masih kecil-kecil, namun operandi Garong (42Th) berada jauh dari tempat tinggalnya sehingga perbuatannya tidak diketahui oleh istri dan kerabatnya.
Wajah yang terlihat tidak sangar seperti kebanyakan residivis-residivis kambuhan, membuat Garong leluasa menyebar kejahatannya dan sebagai senjata untuk mengelabuhi para korbannya. Tampang muka bak selebritis, hampir sebagian para korbannya terpedaya dan terpesona wajah *trademark* selebritis.
Watawan (W) sebuah tabloid mingguan yang mengkhususkan berita-berita terkini perihal kriminalitas dan klenik, beberapa waktu lalu menemui dan berhasil mewancarai Garong (42Th) dibalik bayaran yg melelehkan hati Garong (G)
W: “Waah ketemu lagi mas ….diwaktu dan tempat yang berlainan, apa kabarnya nih? Apa sudah siap wawancara sekelumit kabar bahwa mas Garong mau tobat total?” awal basa basi wartawan.
G: “Waaah iya ya…saya tidak akan panggling wajah sampean…dimana saya bermukim dan tinggal, sampean so pasti akan menjenguk saya ….whahahahahahaahahahahahaha” gurauan Garong yang menyindir.
W: “Saya mengkhususkan datang pagi-pagi ini karena untuk berita headline saya karena mas Garong beringsut profesinya mau rekaman untuk album DERITA RESIDIVIS TAK SELAMANYA KELAM, apa yang tersirat dari judul album tersebut? Dan apakah yakin akan meledak dipasaran? Jangan- jangan bajakannya sudah beredar duluan?” selidik dan pancingan wartawan.
G: “Masalah bajakan saya sudah mahfum dan tau benar …siapa dalangnyanya, wong dia sama-sama pernah satu ruangan dalam sel……whahahahahahahahahahahaaa” begitu gurauan Garong.
W: “Omong-omong kalau boleh tau rekaman distudio mana yang bersediauntuk melakukannya?”
G: “Wah gak perlu studio-studioan ….rekaman musik maksud sampean?”.
W: “Lha otomatis kalau rekaman ya di studio ….? Masak dipasar loak!” sungut wartawan dengan tanda tanya besar dikepala.
G: “Sampean yg terlalu idealismenya terlalu tinggi yang selalu dikejar-kejar headline …..rekaman saya ya dari rekaman-rekaman CCTV yang merekam saya disaat-saat saya melakukan aksi. Jadi rekaman-rekaman CCTV yang ada dibeberapa TKP akan saya jadikan album……masak saya residivis suruh nyanyi” jawab Garong enteng.
W: (Dasar Garong mbelgedes…….)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H