Mohon tunggu...
Tri Kurnia Wulandari
Tri Kurnia Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Impor Beras : Solusi Sementara atau Ancaman Ketahanan Pangan Nasional ?

12 Desember 2024   20:22 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:22 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia dijuluki sebagai negara "Lumbung Padi" tetapi tingkat impor beras masih tinggi. Fenomena ini menjadi tanda tanya besar mengapa sebagai negara lumbung padi tetapi Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan berasnya secara mandiri melainkan masih rutin untuk impor beras. Impor beras ke Indonesia tercatat melonjak hingga Agustus 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia sudah melakukan impor beras sebesar 3,48 juta ton sepanjang Januari-Oktober 2024. Sebelumnya di tahun 2023 impor beras juga mencapai 3,06 juta ton dan menjadi angka tertinggi selama 5 tahun terakhir yang hanya berkisar 350.000 -- 444.000 ton.

Alasan kenapa impor beras masih dilakukan adalah karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi dan menjaga kestabilan harga beras. Jumlah penduduk yang meningkat serta faktor El Nino selalu menjadi alasan pemerintah untuk melakukan impor. Namun impor beras bukan menjadi solusi yang tepat untuk jangka panjang karena impor hanya bersifat teknis saja teteapi tidak mampu mengatasi masalah sampai ke akarnya. Semestinya kebijakan stabilisasi harga dengan impor tidak menjadi jalan pintas ketika terjadi kekurangan produksi dalam negeri.

Kebijakan impor beras terus menerus tanpa diimbangi dengan dukungan terhadap pemenuhan produk domestik akan berdampak negatif khususnya bagi para petani lokal. Petani akan sangat dirugikan karena biasanya beras impor dijual lebih murah sehingga petani akan kesulitan untuk menjual dengan harga yang kompetitif. Akibatnya akan banyak petani yang gulung tikar karena pendapatannya terus menurun. Selain itu ketergantungan berlebihan pada impor akan berisiko mengancam ketahanan panangan nasional di masa depan. Ketahanan pangan nasional seharusnya bersumber dari produksi dalam negeri, bukan didominasi oleh impor.

Melihat semaikin naiknya konsumsi beras setiap tahunnya seharusnya pemerintah mengevaluasi alasan kenapa produksi beras dalam negeri selalu kurang untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi area non pertanian yang menyebabkan berkurangnya area yang tersedia untuk lahan pertanian. Kelangkaan pupuk dan benih serta infrastruktur yang kurang memadai seperti irigasi untuk pengairan kerap menjadi masalah bagi para petani. Kelangkaan pupuk akan berdampak besar terhadap kualitas hasil pertanian. Pemerintah perlu menjamin terpenuhinya penyediaan pupuk bagi para petani dan pembangunan irigasi sebagaiu sumber pengairan. Kondisi iklim yang tidak stabil menyebabkan para petani sering gagal panen. Kemudian kurangnya penyerapan beras petani oleh Bulog pada saat panen raya sehingga stok beras Bulog lebih banyak mengandalkan impor. Jika impor dilakukan pada saat panen raya maka akan merugikan petani karena harga dikalangan petani bisa saja anjlok karena banyak beras impor yang beredar sehingga petani kurang termotivasi untuk melakukan kegiatan produksi. 

Indonesia tidak selamanya bisa bergantung besar pada impor karena perubahan iklim yang ekstrem sekarang menyebabkan banyak negara pengekspor beras yang mulai membatasi bahkan memberhentikan ekspor karena untuk menyelamatkan cadangan dalam negerinya sendiri sehingga sulit bagi pemerintah untuk mendapatkan impor beras di pasar internasional. Jika kondisi ini terus menerus terjadi maka bisa saja akan terjadi kelangkaan beras karena pemerintah sulit mendapatkan impor beras, sedangkan pemerintah hanya mengandalkan impor untuk pemenuhan kebutuhan beras dalam negeri. Perlu ada solusi yang lebih efektif tidak hanya untuk sekarang saja tetapi jangka panjang dengan upaya peningkatan produksi beras dalam negeri sehingga Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun