Kalau menggunakan bahasa disfungsi sexual mungkin masih terasa asing ya, beda kalau menggunakan bahasa Indonesia yaitu kelainan sexual yang telah sering diperbincangkan di televisi akhir-akhir ini. Karena tiap harinya, ada-ada saja kasus baru maupun serupa tentang kelainan seksual yang diderita. Yang miris itu, korbannya mereka tidak pilih-pilih bahkan anak SD sudah dijadikan korban untuk memuaskan kelainan yang penderita alami.
Mari kita telaah lebih lanjut…
Gangguan disfungsi seksual adalah masalah yang mengganggu inisiasi, penyempurnaan, atau kepuasan seksual. Ada empat fase aktivitas seksual yang diakui secara umum, yang melibatkan respon mental dan fisik dan berlaku untuk pria dan wanita. Fase-fase tersebut secara berurutan adalah:
- Hasrat: nafsu atau fantasi tentang seks.
- Keterangsangan: perubahan fisik untuk mempersiapkan tubuh untuk melakukan hubungan dan kenikmatan seksual yang menyertainya
- Orgasme: respon fisik yang mengarah pada puncak kenikmatan dan pelepasan ketegangan seksual
- Resolusi: relaksasi fisik disertai dengan perasaan sejahtera dan kepuasan
Gangguan disfungsi seksual dapat terjadi pada masing-masing dari keempat fase. Lebih dari satu gangguan disfungsi seksual dapat muncul secara bersamaan. Ada sembilan disfungsi seksual yang saat ini teridentifikasi:
- Gangguan hasrat: gangguan hasrat seksual hipoaktif (hypoactive sexual desire disorder) dan gangguan keengganan seksual (sexual aversion disorder).
- Gangguan keterangsangan: gangguan keterangsangan seksual wanita  (female sexual arousal disorder) dan gangguan ereksi / disfungsi ereksi.
- Gangguan orgasme: gangguan orgasme wanita, gangguan orgasme laki-laki dan ejakulasi dini.
- Gangguan nyeri seksual: vaginismus dan dispareunia.
Gangguan disfungsi sexual bisa membahayakan apabila enderita melampiaskan nafsunya pada anak-anak yang belum tahu apa-apa atau masih dibawah umur, karena akan mengganggu perkembangan meerka selanjutnya. Harusnya mereka bisa menikmati kehidupan yang indah tapi malah pada awal saja korban anak SD sudah banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H