[caption id="attachment_319018" align="aligncenter" width="498" caption="(foto: http://world-football-entertainment.blogspot.com)"][/caption]
Musim kompetisi 2013/14 sudah berada dipengujung. Ini berarti tim-tim yang berkompetisi, dibanyak Liga yang ada di daratan Eropa, tengah memasuki masa-masa kritis untuk memperebutkan gelar demi gelar yang ada, termasuk kompetisi tingkat Eropa, Liga Champions dan Europa League.
Memasuki fase krusial itu tim raksasa Spanyol, FC Barcelona, malah mendapatkan badai cobaan yang sangat berat. Cobaan itu datang dari dalam dan luar lapangan sepakbola.
Sebenarnya, pada pertengahan musim, cobaan pertama sudah hadir. Ketika itu proses transfer penyerang anyar mereka Neymar, yang menjadi topiknya. Permasalahan ini berujung pada pengunduran diri sang Presiden Klub, Sandro Rossel, yang kemudian digantikan wakilnya Josep Maria Bartomeu. Meskipun Rossel sudah mengundurkan diri, proses investigasi bagi kasus ini terus berjalan hingga kini.
[caption id="attachment_319020" align="aligncenter" width="448" caption="Sandro Rosell dan Neymar. Kisruh transfer sang pemain memaksa Rosell, sebagai Presdiden Klub, mengundurkan diri dari jabatannya. (http://www.fcnaija.com)"]
Di khawatirkan akan mengganggu konsentrasi para pemainnya, kasus ini terbukti tidak berpengaruh besar bagi permainan tim asal katalan ini. Perjalanan mereka masih bisa dibilang bagus setelah kasus ini mengapung.
Setelah itu, keputusan sang kapten Carles Puyol untuk mengakhiri masa baktinya di Barca pada akhir musim ini, bukan berarti Puyol akan pension, menjadi sebuah kabar yang mengejutkan. Akan tetapi, untuk yang satu ini, banyak kalangan, yang sebenarnya sudah bisa memprediksi keputusan Puyol ini akan datang tidak lama lagi. Cedera yang datang silih berganti, sudah menggerogoti kemampuan bermain dirinya.
[caption id="attachment_319021" align="aligncenter" width="448" caption="Carles Puyol, kapten kharismatik Barca, yang akan mengakhiri masa baktinya diklub yang membesarkannya itu, pada akhir musim ini. (foto:http://www.fcbarcelona.com)"]
Bagaimanapun juga, kehilangan seorang figur yang sangat berpengaruh bagi perjalanan klub selama kurang lebih 15 tahun itu sangat lah berat. Apalagi, sang kiper Victor Valdes, sudah dari jauh hari mengatakan bahwa dirinya akan meninggalkan Barca pada akhir musim ini untuk mencari pengalaman dan tantangan baru.
Badai Cedera
Memasuki akhir bulan Maret, sampai awal April, permasalahan lain yang sangat berat menghampiri. Kini yang datang adalah yang ditakuti oleh semua pihak, terlebih sang pemain. Ya, apalagi kalau bukan badai cedera.
Ketika daya tahan tubuh dan emosi sudah cukup terkuras sejak awal musim kompetisi bergulir, memang badai cedera menjadi rentan menghampiri semua pemain. Bukan apa-apa, agenda terbesar sepakbola sejagad, Piala Dunia 2014, Brasil, sudah berada di depan mata. Tidak ada pemain yang tidak ingin berpartisipasi pada ajang akbar ini, bila negaranya menjadi kontestan.
Inilah yang dirasakan oleh Barca saat ini. Badai cedera menghantam skuad mereka secara berturut-turut. Barisan pertahanan yang kini mendapatkan hantaman itu.
[caption id="attachment_319022" align="aligncenter" width="448" caption="Victor Valdes, cedera yang menghantamnya ketika Barca bertanding melawan Celta Vigo, memaksa dirinya mengakhiri musim ini lebih cepat. (foto: http://www.fcbarcelona.com)"]
Hasil-hasil bagus yang mereka torehkan, sejak berhasil menggusur Manchester City dari babak 16 besar Liga Champions, termasuk kemenangan sensasional, 4-3,ketika bertandang ke kandang Real Madrid, ternyata harus dibayar dengan sangat mahal.
Setelah kemenangan dikandang Madrid, Victor Valdes, harus mengakhiri musim ini lebih cepat. Cedera yang di dapatnya ketika Barca mengalahkan Celta Vigo, dengan skor 3-0, mengharuskan Valdes menepi selama tujuh bulan. Sebuah pukulan yang teramat berat bagi sang pemain dan tim yang dibelanya. Valdes, adalah deputi bagi kiper utama Spanyol, Iker Cassilas, yang akan dibawa ke Brasil oleh pelatih timnas Spanyol, Vicente del Bosque. Sedangkan bagi Barca, kehilangan kiper utamanya sampai akhir musim, merupakan pukulan yang tidak kalah beratnya.
Kemampuan Valdes, harus diakui, berada di atas cadangannya, Jose Manuel Pinto. Apalagi, kalau kita melihat kiper ketiga mereka Oier Olazabal, yang belum berpengalaman bermain dilevel tertinggi. Maka krisis bagi palang pintu terakhir ini tentu saja membuat seluruh awak Barca bekerja keras untuk mencari solusinya.
Tidak cukup hanya itu. Memasuki bulan April, yang kondang dengan guyonan April mop nya, badai cedera kembali menghantam. Kali ini bek andalan mereka Gerard Pique, yang menjadi korbannya. Pertandingan melawan Atletico Madrid, dibabak perempat final Liga Champions, yang berkesudahan 1-1, harus dibayar mahal dengan cedera bagi Pique, yang mengharuskannya beristirahat selama empat pekan.
[caption id="attachment_319023" align="aligncenter" width="448" caption="Setelah Valdes, giliran Gerard Pique, yang harus menepi selama empat pekan, menyusul cedera yang di dapatnya ketika melawan Atletico Madrid, di Liga Champions. (foto: http://bleacherreport.com)"]
Lagi-lagi permasalahan berat, yang menambah pelik situasi bagi lini belakang Barca. Padahal banyak partai krusial yang akan mereka jalani pada bulan April ini. Selain partai kedua dikandang Atletico, mereka akan melakoni partai puncak Copa del Rey, yang mempertemukan mereka dengan musuh bebuyutan Real Madrid, di Stadion Mestalla, Rabu (16/04), waktu setempat. Belum lagi melihat partai-partai krusial di La Liga, demi memperebutkan mahkota gelar juara dengan persaingan sengit diantara Atletico, Barca dan Madrid, maka bisa diblilang kerugian besar mereka akan kehilangan Pique pada partai-partai itu. Ini semua jelas menambah persoalan bagi lini belakang Barca, yang sebelumnya pun selalu mendapatkan sorotan sebagai lini terlemah mereka.
Cobaan dari Luar Lapangan
Cukup? Ternyata tidak. Hanya berselang sehari setelah Pique cedera, berita yang mengejutkan bak palu godam menghampiri Barca. FIFA, sebagai badan tertinggi sepakbola dunia, menjatuhkan sangsi bagi mereka. Barca dilarang ikut serta dibursa transfer musim panas 2014 dan musim dingin 2015, karena ditenggarai mereka melakukan pelanggaran bagi transfer pemain-pemain muda dibawah usia 18, berikut denda sebesar 450.000 franc Swiss, atau setara Rp 5,7 milliar.
Untuk kasus yang satu ini, RFEF, badan sepakbola Spanyol, juga merasakan akibatnya. Mereka terkena denda sebesar 500.000 franc Swiss (Rp 6.3 miliar), serta diharuskanuntuk mengatur kerangka system yang mengatur transfer internasional bagi anak di bawah umur bagi pemain sepakbola.
Bisa dibayangkan seperti apa badai yang menghantam Barca, pada penghujung musim 2013/14 ini. Saya pribadi tidak akan terlalu berpolemik tentang hukuman dari FIFA ini, meskipun Barca diberi kesempatan untuk mengajukan banding bagi kasus ini. Bila ternyata nantinya banding itu gagal dan Barca harus menjalani hukuman ini, maka itu semua akan menjadi pukulan telak bagi mereka.
[caption id="attachment_319024" align="aligncenter" width="508" caption="Bila banding mereka ditolak, dan harus menjalani hukuman dari FIFA, maka Barcelona harus memaksimalkan seluruh potensi yang mereka punya pada musim depan. (foto: http://www.dailystar.co.uk)"]