Mohon tunggu...
Tri Harso Sulistiyo
Tri Harso Sulistiyo Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin sekedar menggoreskan rasa ini menjadi sebuah warna..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku, Ronde, dan Bau Pesing di Malioboro

5 Oktober 2011   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu kemarin pas pulang ke Jogja, sembari menunggu kereta Bima yang akan membawa saya kembali lagi menuju ke ibukota, saya menyempatkan diri berjalan2 di Malioboro, entah sudah berapa ribu detik lamanya, kaki ini tidak menapak santai di sore hari di kawasan Malioboro. Sesampainya di perempatan kantor pos besar saya duduk sejenak sembari memesan dan menikmati semangkuk kecil ronde seharga 4000 rupiah. Di Jakarta saya sering makan dan minum ronde ini didaerah pasar minggu, namun tetap saja ronde yang dimakan di kota Jogja lebih enak. entahlah.

"Ronde yang selalu membius suasana"

Sembari menikmati ronde, saya teringat sebuah bahilo yang terpasang di Stasiun Tugu, yaitu mendukung Jogja bebas bau 2011, dan saya baru tahu kalau ada kegiatan positif ini, entah apakah hal ini dikarenakan saya jarang memperhatikan Jogja dengan lebih detail atau kah program ini kurang sound ke khalayak ramai. Tentu saja, jika pada 2011 ini jogja bisa bebas bau hal itu akan menjadi sebuah prestasi yang sangat luar biasa, terlebih Surabaya juga mulai bergerak untuk membersihkan daerahnya, dan tentu saja solo yang terus bergerak maju di bawah pak Jokowi. Sebuah program yang tentu saja harus mendapatkan dukungan dan sokongan dari masyarakat Jogja dari semua elemen.

Akan tetapi 2011 tinggal menghitung bulan, tepatnya tiga bulan lagi tahun ini akan berakhir dan bau itu masih saja tercium di Malioboro. Saya hanya sempat mengamati di Malioboro saja malam itu, dimana masih tercium aroma pesing yang menyengat, entahlah apakah para pelaku dan penggerak ekonomi di Malioboro tidak mengetahui adanya program bebas bau itu? Ataukah masih kurangnya kedisiplinan untuk menjaga kebersihan? entahlah.

"Jogja bebas bau 2011"

Ronde itu pun semakin lama semakin habis, ingin rasanya menambah barang satu mangkuk kecil, namun hal itu urung saya lakukan karena akan menjadi sebuah rasa yang tidak spesial. Sembari berkhayal, saya sendiri sangat menginginkan jika hal itu bisa terlaksana, Jogja bebas bau, walaupun realisasinya tidak bisa tahun ini, atau tahun depan barangkali, namun semoga saja bisa segera terlealisasikan.

Pukul 21.20 saya melangkahkan kaki ini menuju ke stasiun sambil tetap mencium bau pesing itu yang masih menyeruak dibeberapa titik, langkah kaki gontai ini tetap melangkah menyusuri jalanan yang hampir selalu ramai itu.  Kereta pun tiba pukul 22.10 menit dan kaki ini melangkah menuju gerbong 2 kursi 3D, segera ku meniup bantal untuk leher dan kemudian saya telah terlelap, mungkin malam itu saya sudah bermimpi jogja yang bebas bau. salam kangen jogja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun