Mohon tunggu...
Tri Harso Sulistiyo
Tri Harso Sulistiyo Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin sekedar menggoreskan rasa ini menjadi sebuah warna..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sindroma 25

7 September 2011   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Anda mungkin berpikiran sama dengan saya, ketika usia ini menginjak usia emas, 25 katakanlah, hampir pasti kita akan memikirkan pernikahan dalam hidup kita, terlebih lagi untuk seorang wanita. Dikarenakan pada umur ini wanita telah mencapai puncak kematangan dan telah siap untuk hidup berumah tangga dengan seseorang yang telah dipilihnya untuk menjadi presiden rumah tangganya.

Namun apakah semua orang akan mengalami phase sindroma 25 ini? Atau hanya terjadi pada seseorang dengan kepribadian tertentu saja?

Mungkin jika seseorang sibuk untuk mengejar suatu karir, mengejar studi, ataupun mengejar idealismenya, kemungkinan dia tidak akan merasakan sindroma 25 ini, dikarenakan dalam pikirannya pastilah hanya ada satu goal. Jika goal itu sudah tercapai, kemungkinan dia akan berpikir mengenai itu semua, berpikir pernikahan serta berpikir untuk melanjutkan keturunan.

Individu  yang mengalami masa-masa sindroma 25 ini, mungkin ketika dia menginjak usia 25, dia tidak akan merasa takut akan hidup sendirian selamanya jika dia telah mempunyai pasangan. Namun untuk mewujudkan semua itu, dia haruslah menjaga hal tersebut, dia harus mampu untuk berjuang mencapai impian dan cerita indah, yang akan dimulai untuk diukir setelah pernikahan. Akan tetapi, sindroma 25 ini, mungkin tidak berlaku untuk wanita karir? Mungkin juga, tapi siapa tahu hati seorang wanita itu bagaimana.

Entah lah…., semua ini hanyalah tebaan dan hanya terkaan saya saja dari cerita adek kecil saya yang beranjak dewasa.

Coba bayangkan saja, ketika kita beranjak senja dan masih sendiri tanpa ada yang menemani serta diperparah dengan melewati phase sindroma 25, mungkin kita akan kecewa. setujukah anda dengan kalimat saya ini?

Bagi yang membaca tulisan kecil saya ini, baik seorang single yang mau menuju sindroma 25 ini, atau mungkin telah melewati phase ini, mungkin dapat dipergunakan untuk menilai dirinya sendiri,

apakah Anda akan terus menerus sendiri?

Ataukah Anda akan memutuskan untuk  memulai mencari?

ketika istilah sindroma 25 ini terkopi oleh mata anda, terekam oleh otak anda dan mengendap dalam sanubari serta hati anda. Apakah batin anda terusik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun