Oleh: Tri Handoyo
Nyi Roro Kidul, sosok jin penguasa pantai selatan, dinarasikan sebagai ratu penguasa kerajaan jin yang memiliki peradaban tertinggi di muka bumi.
Cerita mengenai itu diperkirakan baru muncul di era Ki Ageng Pemanahan. Sebelumnya tidak ada catatan sejarah yang pernah menyebutkan nama Ratu Pantai Selatan tersebut. Kisah mistisnya pun berkembang di era Mataram Islam.
Awal cerita, Pajang di bawah pimpinan Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir, resah mendengar ramalan Sunan Prapen yang menyatakan bahwa kelak akan muncul kerajaan besar di wilayah selatan yang akan menenggelamkan Pajang. Wilayah yang dimaksud adalah hutan Mentaok yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Mataram.
Oleh karena itu, setelah melihat indikasi ketidaksetiaan Ki Ageng Pemanahan, Sultan Hadiwijaya berniat akan menyerang Mataram.
Ki Ageng kemudian menyebarkan informasi ke masyarakat luas bahwa pihaknya, pasukan di bawah pimpinan putranya yang bernama Panembahan Senopati, mendapat bantuan dari pasukan penguasa pantai selatan, yakni Nyi Roro Kidul.
Di hembuskan informasi ke masyarakat luas apabila Mataram telah menjalin kerja sama dengan kerajaan jin terbesar di muka bumi. Mataram mengaku punya senjata yang disebut 'Bende Mataram', yang jika dibunyikan akan memanggil seketika ratusan ribu pasukan jin. Cerita itu terbukti sangat efektif untuk menyiutkan nyali musuh.
Pajang yang memiliki pasukan jauh lebih besar dan kuat pun gagal menaklukkan Mataram. Kendati sebetulnya ada alasan ilmiah di balik kegagalan itu. Pada saat pasukan Pajang telah sampai di wilayah masuk perbatasan Mataram, Gunung Merapi mendadak meletus. Banyak pasukan yang menjadi korban awan panas letusan Merapi, sehingga sisa pasukan akhirnya memilih kembali pulang. Sultan Hadiwijayah meninggal sepulang dari rencana penyerbuan yang gagal tersebut.
Peristiwa itu adalah awal runtuhnya Pajang, dan menguatnya pengaruh Mataram di tanah Jawa. Kisah Nyi Roro Kidul pun semakin populer dan sekaligus semakin diyakini oleh masyarakat, khususnya di wilayah sekitar Mataram dan Jawa pada umumnya.
Pertanyaan yang meragukan keberadaan penguasa pantai selatan itu timbul manakala penjajah Eropa datang menaklukan Nusantara.